Dua Gunungan Grebeg Poso siang pukul 10.30 WIB dikeluarkan dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto: Yani
GUGAT news.com SOLO
Sepertinya tidaklah seperti Grebeg Gunungan Poso tahun sebelumnya yang begitu tampak ramai, meriah jika dibandingkan tahun sekarang ini. Meski masih dalam suasananya liburan lebaran, namun pengunjung Grebeg Gunungan Poso baik yang ada di Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, kurang begitu meriah.
Akan halnya mereka para abdi dalem pun tampak nya juga tak begitu banyak. Namun demikian, Gunungan Grebeg Poso yang dikeluarkan dari Kori Kamandungan sekitar pukul 10.30 WIB pun tetap ludes habis diperebutkan oleh puluhan pengunjung yang datang ke Masjid Agung juga halaman Kori Kamandungan. Tidak lebih dari hitungan 5 menit, kedua Gunungan Grebeg Poso berisikan sayur, buah dan makanan kering habis tak tersisa.
Konsultan Spiritual Islam. Solusi Segala Problema. Nikah Siri, Rukyah dll. Hub: A.A.Yani. 081325995968
Gunungsari jaler atau laki laki berisikan buah dan sayuran yang ada di halaman Masjid Agung, langsung diserbu puluhan pengunjung sekalipun doa yang telah dipanjatkan oleh beliau KH Muhtarom ulama tafsir Anom Masjid Agung belum sepenuhnya ramping. Bukan hanya sayuran dan buah saja yang habis, menariknya lantaran diyakini memiliki dampak berkah tersendiri, rangkaian bambu untuk pembuatan gunungan pun tetap diambil.
Akan halnya Gunungan Grebeg Poso isteri atau perempuan, dikawal ketat oleh para abdi dalem yang dibantu dengan pengamanan dari kepolisian. Dimaksudkan, agar tidak menjadikan rebutan oleh pengunjung di halaman Masjid Agung. Selesai didaokan, seperti biasanya Gunungan Grebeg Poso Isteri dibawa kembali menuju Kori Kamandungan untuk dibagikan di halaman Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Sayangnya, belum sempat dibagikan sudah dijarah direbut pengunjung baik mereka yang di Masjid Agung maupun Kamandungan. Sejarahnya, dahulu dibagikan dengan secara antri tertib setelah rampung didoakan. Mungkin saat itu belum banyak orang jadi membagikannya mudah. Kini sudah banyak pengunjung dan pingin ngalap berkah karena takut tidak kebagian berkah, ya sudah dirayah, direbut. Ya tidak apa-apa, itulah wujud kecintaan rakyat terhadap keraton," ujar KGPH Puger, tersenyum. #Yani.