Beberapa tahun lalu, Gapura Gading Keraton Surakarta Hadiningrat ini, tampak lusuh, kumuh bersamaan dengan adanya dualisme raja.
-------------------------------------------------
Gugat86.com-Surakarta. Boleh jadi, hanya Gapura Gading inilah yang tampak megah, gagah berwibawa jika dibandingkan dengan tiga gapura lainnya yang merupakan jalan sekaligus pintu utama masuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Apalagi disaat terjadinya dualisme raja, tak satupun Gapura yang nampak terawat. "Sepertinya hanya Gapura Gading saja yang terawat usainya dualisme raja," papar Bu Sri, tokoh spiritual yang tinggal di sebelah timur gapura Gading.
Tiga gapura lainnya, ditegaskan Bu Sri, boleh jadi sama sekali tidak tersentuh perawatan. Apalagi Gapura Makamhaji, kesan sakral, historis jauh dari itu semua. Bahkan terkesan mangkrak tak terurus, lebih tepat untuk julukan Gapura Makamhaji. Apalagi dari dampak yang ditimbulkannya dari pembangunan jalan under pass. Semakin hilangnya nilai heritagenya."Memprihatinkan budaya adiluhung harus tergerus dengan adanya pembangunan. Bukannya bisa dicari solusinya?"
Gapura Jurug, masih menurut Bu Sri, masih agak mendingan meski juga jarang tersentuh perawatan. Untuk Gapura Kleco, lumayan masih nasib nya. Tampak terawat, berdiri megah meski terhalang banyak nya dedaunan rimbun dari pohon di sekitar gapura. " Masih sedikit menyimpan nilai historis Gapura Kleco ini. Sebagai tonggak, tetenger pintunya masuk menuju Kota Solo, masih sering disebut. Dengan demikian, otomatis menyebut Gapura Kleco mengakui otoritas adanya Keraton Surakarta Hadiningrat yang dulu pernah berjaya sebagai Nagari Surakarta."
Mungkin, masih menurut penuturan Bu Sri, hanya Gapura Gading dan Gladag saja yang masih tampak megah dan mewah serta terawat. Boleh jadi, itu semua tidak terlepas dari lokasi keberadaan keraton yang cukup terjangkau. Gapura Gladag, selalu tampak megah, gagah berwibawa, meski mungkin juga sedikit kurang terawat dari pihak keraton melainkan terawat dari dinas pariwisata lantaran sering dimanfaatkan.
Menariknya, ditambahkan Bu Sri lagi, Gapura Gading yang beberapa tahun lalu tampak Kumuh, lusuh, kotor dan berbau Pesing dari mereka yang tidak bertanggung jawab kencing di sekitar gapura, kini semuanya itu sudah tiada. Berubah menjadi megah, bersih dan gagah. Jauh dari kesan kumuh. "Alhamdulillah... Gapura Gading kini tampak mewah, megah dan berwibawa layaknya jaman keemasan Keraton Surakarta Hadiningrat 250 tahun lalu," tandas Bu Sri sambil menegaskan, bisa jadi itu semua terkait dari dibubarkan nya Alun alun Kidul dari prostitusi ilegal yang berdampak pada lingkungan sekitar Gapura Gading. ( Yan 1 )
-------------------------------------------------
Gugat86.com-Surakarta. Boleh jadi, hanya Gapura Gading inilah yang tampak megah, gagah berwibawa jika dibandingkan dengan tiga gapura lainnya yang merupakan jalan sekaligus pintu utama masuk menuju ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Apalagi disaat terjadinya dualisme raja, tak satupun Gapura yang nampak terawat. "Sepertinya hanya Gapura Gading saja yang terawat usainya dualisme raja," papar Bu Sri, tokoh spiritual yang tinggal di sebelah timur gapura Gading.
Tiga gapura lainnya, ditegaskan Bu Sri, boleh jadi sama sekali tidak tersentuh perawatan. Apalagi Gapura Makamhaji, kesan sakral, historis jauh dari itu semua. Bahkan terkesan mangkrak tak terurus, lebih tepat untuk julukan Gapura Makamhaji. Apalagi dari dampak yang ditimbulkannya dari pembangunan jalan under pass. Semakin hilangnya nilai heritagenya."Memprihatinkan budaya adiluhung harus tergerus dengan adanya pembangunan. Bukannya bisa dicari solusinya?"
Gapura Jurug, masih menurut Bu Sri, masih agak mendingan meski juga jarang tersentuh perawatan. Untuk Gapura Kleco, lumayan masih nasib nya. Tampak terawat, berdiri megah meski terhalang banyak nya dedaunan rimbun dari pohon di sekitar gapura. " Masih sedikit menyimpan nilai historis Gapura Kleco ini. Sebagai tonggak, tetenger pintunya masuk menuju Kota Solo, masih sering disebut. Dengan demikian, otomatis menyebut Gapura Kleco mengakui otoritas adanya Keraton Surakarta Hadiningrat yang dulu pernah berjaya sebagai Nagari Surakarta."
Mungkin, masih menurut penuturan Bu Sri, hanya Gapura Gading dan Gladag saja yang masih tampak megah dan mewah serta terawat. Boleh jadi, itu semua tidak terlepas dari lokasi keberadaan keraton yang cukup terjangkau. Gapura Gladag, selalu tampak megah, gagah berwibawa, meski mungkin juga sedikit kurang terawat dari pihak keraton melainkan terawat dari dinas pariwisata lantaran sering dimanfaatkan.
Menariknya, ditambahkan Bu Sri lagi, Gapura Gading yang beberapa tahun lalu tampak Kumuh, lusuh, kotor dan berbau Pesing dari mereka yang tidak bertanggung jawab kencing di sekitar gapura, kini semuanya itu sudah tiada. Berubah menjadi megah, bersih dan gagah. Jauh dari kesan kumuh. "Alhamdulillah... Gapura Gading kini tampak mewah, megah dan berwibawa layaknya jaman keemasan Keraton Surakarta Hadiningrat 250 tahun lalu," tandas Bu Sri sambil menegaskan, bisa jadi itu semua terkait dari dibubarkan nya Alun alun Kidul dari prostitusi ilegal yang berdampak pada lingkungan sekitar Gapura Gading. ( Yan 1 )
Thanks for reading Megahnya Gapura Gading Keraton Surakarta Hadiningrat | Tags: Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »