Toilet Wisata Kampung Batik Laweyan, Solo, meski megah dan mewah, namun sepi pengunjung.
---------------------------------------------------!
Gugat86.com-Surakata. Boleh jadi, itu semua tidak terlepas dari lokasi yang kurang strategis. Artinya, sekalipun toilet mewah yang menempati lahan tanah seluas tidak lebih dari 50 M2 itu, terletak ada di pinggir sungai sekaligus berdekatan dengan Jembatan Bratan, penghubung Kalurahan Pajang dengan Laweyan. " Bukan hanya itu saja, bisa jadi berdampingan dengan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kramat dan Keteng, penyebab sepi pengunjung," ungkap Sumedi, pedagang kuliner yang tidak jauh dari Toilet wisata.
Dijelaskan Sumedi, dulu memang ada toilet di Makam Keteng, begitu ada pembangunan jembatan baru penghubung Laweyan-Pajang, toilet kena pelebaran jalan. Otomatis harus diratakan. Nah, ini mungkin adanya Toilet Wisata di maksudkan sebagai pengganti toilet yang kena dampak pembangunan jembatan Bratan.
Sayangnya, ditambahkan Sumedi yang setiap harinya membuka usaha warung makan dekat Toilet Wisata, bagaimana bisa ramai pengunjung jika setiap harinya pintu masuk toilet selalu terkunci rapat. "Kami ini saja yang saban hari aktif berdagang di depan Toilet Wisata, tak pernah bertemu dengan penjaganya. Apalagi kuncinya dimana, saya juga tidak pernah mengerti siapa yang membawa," ungkap Sumedi yang mengaku prihatin dengan mangkrak nya toilet
Tidak kurang dari 150 juta, dana Kalurahan Laweyan digelontorkan untuk berdirinya mewah sebuah toilet. Bersamaan dengan Hari Batik Dunia, 2 Oktober bulan lalu, Toilet Wisata diresmikan oleh Dinas Pariwisata Peruntukannya untuk mereka para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Batik Laweyan. Namun kenyataannya, dari diresmikan penggunaannya hingga kini, sepi pengunjung dan mangkrak. ( Zah)
---------------------------------------------------!
Gugat86.com-Surakata. Boleh jadi, itu semua tidak terlepas dari lokasi yang kurang strategis. Artinya, sekalipun toilet mewah yang menempati lahan tanah seluas tidak lebih dari 50 M2 itu, terletak ada di pinggir sungai sekaligus berdekatan dengan Jembatan Bratan, penghubung Kalurahan Pajang dengan Laweyan. " Bukan hanya itu saja, bisa jadi berdampingan dengan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kramat dan Keteng, penyebab sepi pengunjung," ungkap Sumedi, pedagang kuliner yang tidak jauh dari Toilet wisata.
Dijelaskan Sumedi, dulu memang ada toilet di Makam Keteng, begitu ada pembangunan jembatan baru penghubung Laweyan-Pajang, toilet kena pelebaran jalan. Otomatis harus diratakan. Nah, ini mungkin adanya Toilet Wisata di maksudkan sebagai pengganti toilet yang kena dampak pembangunan jembatan Bratan.
Sayangnya, ditambahkan Sumedi yang setiap harinya membuka usaha warung makan dekat Toilet Wisata, bagaimana bisa ramai pengunjung jika setiap harinya pintu masuk toilet selalu terkunci rapat. "Kami ini saja yang saban hari aktif berdagang di depan Toilet Wisata, tak pernah bertemu dengan penjaganya. Apalagi kuncinya dimana, saya juga tidak pernah mengerti siapa yang membawa," ungkap Sumedi yang mengaku prihatin dengan mangkrak nya toilet
Tidak kurang dari 150 juta, dana Kalurahan Laweyan digelontorkan untuk berdirinya mewah sebuah toilet. Bersamaan dengan Hari Batik Dunia, 2 Oktober bulan lalu, Toilet Wisata diresmikan oleh Dinas Pariwisata Peruntukannya untuk mereka para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Batik Laweyan. Namun kenyataannya, dari diresmikan penggunaannya hingga kini, sepi pengunjung dan mangkrak. ( Zah)
Thanks for reading Toilet Wisata Kampung Batik Laweyan Mangkrak | Tags: Peristiwa
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »