Istilah lockdown, tutup keluar masuk wilayah, kini tengah populer. Dari usia anak anak, Taman kanak-kanak (TK) sampai orangtua. Dari Presiden hingga pejabat pemerintahan. Pengusaha hingga rakyat, tanpa terkecuali. Foto : N14.
-----------------------------------------------GUGAT8 6.com. Surakarta. Namun, sepertinya kegiatan suasana "Lockdown" ini tidak berlaku di kampung kampung gang masuk di Kota Solo. Gang gang masuk perkampungan masih terbuka lebar. Tidaklah seperti suasana perkampungan tetangga sebelah. Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Klaten.
Berdasarkan pemantauan GUGAT86.com, Sabtu (28/3) dari pagi hingga sore hari, di Kota Solo, akses akses pintu masuk ke kampung atau gang gang masih terbuka lebar. Artinya, pengguna jalan masih bisa leluasa keluar masuk kampung dan gang gang yang ada di Solo.
Bukan hanya itu saja, kuliner kuliner malam yang biasa disebut Hidangan Istimewa Kampung (HIK) atau kini juga ada Wedangan, masih saja leluasa buka hingga malam hari. Baik yang ada di pinggiran jalan besar juga di dalam kampung. Tragisnya, posisi duduknya pun juga saling berdekatan tidak jaga jarak 1-1.5 meter. Masker juga tidak dipakai secara sempurna, menutup mulut dan hidung.
Bisa jadi, itu semua tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Bahkan di Desa Jagokan, Gatak, Baki, puluhan akses jalan ditutup. Warga yang melintas jalan perkampungan harus terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. " Baik kendaraan maupun orangnya, kudu disemprot disinfektan. Tangan harus dicuci dengan sabun yang sudah disediakan. Masuk kampung harus streril," papar Budi Riyanto, Kepala Desa Kagokan.
Tidak ketinggalan, puluhan perumahan yang ada di wilayah Desa Gentan, Baki, juga telah menerapkan aksi "Lockdown" dengan menutup akses jalan masuk ke perumahan, kecuali warga. Palang bambu dibentangkan. Himbauan kepada warga untuk selalu menggunakan masker, ditulis besar di papan tripleks disamping bentangan bambu. # Yan 1.
----081325995968----
-----------------------------------------------GUGAT8 6.com. Surakarta. Namun, sepertinya kegiatan suasana "Lockdown" ini tidak berlaku di kampung kampung gang masuk di Kota Solo. Gang gang masuk perkampungan masih terbuka lebar. Tidaklah seperti suasana perkampungan tetangga sebelah. Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Sragen dan Klaten.
Berdasarkan pemantauan GUGAT86.com, Sabtu (28/3) dari pagi hingga sore hari, di Kota Solo, akses akses pintu masuk ke kampung atau gang gang masih terbuka lebar. Artinya, pengguna jalan masih bisa leluasa keluar masuk kampung dan gang gang yang ada di Solo.
Bukan hanya itu saja, kuliner kuliner malam yang biasa disebut Hidangan Istimewa Kampung (HIK) atau kini juga ada Wedangan, masih saja leluasa buka hingga malam hari. Baik yang ada di pinggiran jalan besar juga di dalam kampung. Tragisnya, posisi duduknya pun juga saling berdekatan tidak jaga jarak 1-1.5 meter. Masker juga tidak dipakai secara sempurna, menutup mulut dan hidung.
Bisa jadi, itu semua tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Bahkan di Desa Jagokan, Gatak, Baki, puluhan akses jalan ditutup. Warga yang melintas jalan perkampungan harus terlebih dahulu disemprot cairan disinfektan. " Baik kendaraan maupun orangnya, kudu disemprot disinfektan. Tangan harus dicuci dengan sabun yang sudah disediakan. Masuk kampung harus streril," papar Budi Riyanto, Kepala Desa Kagokan.
Tidak ketinggalan, puluhan perumahan yang ada di wilayah Desa Gentan, Baki, juga telah menerapkan aksi "Lockdown" dengan menutup akses jalan masuk ke perumahan, kecuali warga. Palang bambu dibentangkan. Himbauan kepada warga untuk selalu menggunakan masker, ditulis besar di papan tripleks disamping bentangan bambu. # Yan 1.
----081325995968----
Thanks for reading Kampung Kampung pun Mulai Terapkan "Lockdown" | Tags: Peristiwa
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »