Loji Gandrung yang saat ini merupakan Rumah Dinas Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo adalah peninggalan sejarah dari keturunan De Zentje, Ny, Ch. E Dezentje. Foto V1N.
---------------------------------------------------------------
GUGAT86.com. SURAKARTA. Demikian diungkapkan BRM Kusumo Putro SH MH, selaku Ketua Yayasan Forum Budaya Mataram (FBM) Jawa Tengah. Bukan tanpa alasan, tokoh pemuda yang juga merupakan pengacara yang tergabung pada Perhimpunan Advokad Indonesia ( Peradi ) Solo, itu mengatakan demikian.
Adalah Johannes Agustinus Dezentje atau biasa disebut sebagai Tinus Dezentje (1797-1839) adalah putra dari seorang pegawal berkebangsaan Eropa untuk raja dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, berjuluk August Jan Caspar ( 1765-1826).
Tahun 1816, ditambahkan Kusumo, panggilan akrab BRM Kusumo Putro SH MH, dari gajinya sebagai perwira, Caspar mampu menyewa tanah apanage milik Kasunanan yang terbentang dari Salatiga, Ampel sampai Boyolali. Tanah ini, selanjutnya diwariskan kepada Tinus, yang kemudian merintis usaha perkebunan keluarga Dezentje di Vorstenlanden.
Saat Perang Jawa, lanjut Kusumo, Perang Diponegoro (1825-1830) berlangsung, kondisi ini mengancam bisnis perkebunan miliknya. Untuk menjamin keamanan bisnisnya, Tinus rela mengeluarkan biaya untuk mempekerjakan 1.500 serdadu asing yang kemudian lebih dikenal sebagai “Detasemen Dezentje”. Detasemen ini merupakan hulptroepen atau pasukan pembantu militer Belanda.
Masih menurut penuturan Kusumo, atas permintaan Jenderal De Kock, Dezentje mempengaruhi Sri Susuhunan untuk tetap bersikap netral dalam Perang Jawa. Untuk jasanya itu, Kerajaan Belanda memberikan penghargaan berupa Orde de Nederlandse Leeuw kepada Tinus. Sayangnya belum sempat lama menikmati kekayaannya, Tinus meninggal pada 7 November 1839 dalam usia 42 tahun. Ia mewariskan lahan perkebunan seluas 1.275 Hektar.
Kejayaan keluarga Dezentje di Bumi Vorstenlanden berlalu bersama waktu.
Kini, keberadaan mereka terlupakan.
De Zentje saat itu pengusaha perkebunan yang cukup disegani di seluruh wilayah Surakarta Raya. Foto : Istimewa.
---------------------------------------------------------------
Keluarga Dezenjte dahulu kala merupakan keluarga pemilik perkebunan yang amat disegani di wilayah Surakarta Raya. Tanahnya hingga mencakup separo dari wilayah Kabupaten Boyolali yang sekarang. Usaha perkebunan keluarga itu dirintis oleh Johannes Augustinus Dezenjte ( 1797 -1839 ) pada tahun 1810 an, menjadikannya sebagai pionir perkebunan di tanah Vorstenlanden.
Dalam buku Djocja Solo, Beeld van Vorstenlanden, kembali dikatakan Kusumo, Karangan Bruggendan Wassing, dikisahkan, bahwa sekalipun ia memiliki darah Eropa, namun gaya hidup Tinus bak seorang bangsawan Jawa. Pendeta S. Buddingh yang pernah berkunjung ke kediaman Tinus, menuturukan bahwa kediaman Tinus sangat megah dan berasitekturkan layaknya bangunan rumah bangsawan.
“Dibangun dalam gaya seperti rumah bangsawan Surakarta atau bupati Jawa, dilengkapi dengan kebun binatang dan tembok tebal yang mengelilingi rumah seperti benteng yang diperkuat dengan bastion dan gardu pengawas,"papar Kusumo bangga bisa mengenal sejarah keluarga De Zentje.
Sambil sesekali menghela nafas panjang, Kusumo melanjutkan paparan sejarah De Zentje, saat menginjak usia 18 tahun, Tinus menikah dgn Johanna Dorothe Boode. Berselang 3 tahun, tak lama kemudian untuk memperluas tanah perkebunannya, Tinus menikah dgn saudari Raja Surakarta, bernama Raden Ayu (RAy) Tjokrokoesoemo.
Kalau rumah keluarga De Zentje, Sekarang sudah beralih fungsi menjadi Kantor Kecamatan Ampel. Masih masuk di wilayah Kabupaten Boyolali.
"Ada salah satu keturunan Dezentje, Ny. Ch. E. Dezentje membangun sebuah rumah mewah di Jalan Slamet Riyadi, Solo. Rumah itu, kini dikenal sebagai Loji Gandrung yg hingga saat ini masih bisa dilihat dan menjadi rumah dinas Walikota Surakarta."pungkas Kusumo mengakhiri pertemuannya dengan wartawan di Perumahan elit Kuantan, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. Senin (6/7/2020) sore. # V1N/Yan 1.
--------081325995968------
Thanks for reading Rumah Dinas Walikota Surakarta Loji Gandrung Dahulu Milik Keturunan De Zentje | Tags: Budaya Sosok
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »