Meski Pandemi Covid-19 DIWA Tetap Terus Berbagi

Puluhan anak anak yatim tampak ceria memenuhi ruang lantai dasar Posko Relawan Sahabat DIWA.

---------------------------------------------------------------GUGAT86.com. SURAKARTA.

Posko Relawan Sahabat DIWA yang ada di Jalan Tentara Pelajar No 108, Gilingan, Banjarsari, Solo, biasanya ramai dengan kumpulan anak muda, emak emak hingga bapak bapak guna membahas hiruk-pikuk suasana Pilkada Surakarta tahun ini. Namun tidak demikian pada

sore itu, Senin (25/8/2020) tampak berbeda. Puluhan anak yatim-piatu yang rumahnya tidak jauh dari posko,

giliran memenuhi ruangan lantai dasar Posko Relawan Sahabat DIWA.

Suasana ceria, bahagia tampak mewarnai sore itu di Posko Relawan Sahabat DIWA, puluhan anak yatim-piatu yang turut serta didampingi kerabatnya hingar bingar larut dalam kebahagiaan. Situasi tenang manakala masuklah Ustadz Djamal Temon membaur dengan anak anak yatim untuk memberikan tausiyah nya. Suasana ceria kembali mewarnai markasnya Relawan Sahabat DIWA, saat tausyiah berlangsung.

Disampaikan lah Ustadz Djamal di tengah tengah keceriaan puluhan anak yatim-piatu itu, akan suri keteladanan Junjungan Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW, yang dari semenjak anak- anak sekitar berusia 9 tahun, beliau sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya pergi memenuhi panggilan Rab Nya, Allah SWT. Sehingga saat itu pula, Muhammad kecil dalam asuhan kakek

Abdul Muthalib dan paman Abu Thalib. "Mungkin kalian saat ini lebih enak dibandingkan Muhammad kecil yang harus selalu mengikuti pamannya berdagang," urai Ustadz Djamal.

Ustadz Djamal Temon yang mampu merebut hati anak-anak dengan ceramahnya. Tampak mereka terdiam, terpukau mendengarkan tausyiahnya. Foto : Achmad.

---------------------------------------------------------------

Sengatan terik panasnya matahari padang pasir saat itu, merupakan kebiasaan yang harus dilakoni Muhammad kecil di setiap harinya saat hendak mengikuti perjalanan berniaga nya sang Paman Abu Thalib dari negeri satu ke negara lainnya. Hanya unta adalah satu satunya sarana transportasi. Memang ada kuda, hanya saja kuda kurang mampu dipergunakan untuk perjalanan jarak jauh. Selain diperuntukkan berburu, kuda merupakan satu satunya kendaraan perang.

Sehingga tidaklah mengherankan lagi, puluhan anak-anak tak beribu ataupun tidak berbapa atau bahkan tidak berbapa dan tiada beribu itu tampak larut dengan tausyiah ustadz Djamal Temon yang memang mampu mengambil hati anak anak. Mereka terkesima dengan ceramah yang menceritakan kehebatan Nabi Muhammad SAW di saat usia anak anak. Tawa ceria lepas pun kembali mewarnai suasana, disaat usainya Ustadz Djamal Temon menutup tausyiah sekaligus doanya.

Namanya anak, sewaktu menikmati lezatnya masakan macaroni berikut beberapa jenis makanan kecil, canda tawa lepas membahana memenuhi ruangan kantor Relawan Sahabat DIWA yang memang sebulan sekali itu mengadakan silaturahmi dengan anak anak yatim. "Alhamdulillah...sudah beberapa kali dalam setiap bulan, kami berbagi dengan mereka. Dari sebelum Pandemi Covid-19 hingga saat ini. Jumat Berkah dengan pembagian nasi kotak, juga kami lakukan setiap Jumat," terang Diah Warih Anjari, sambil menambahkan selain makan bersama baik snak dan nasi kotak, sepulangnya diberikan sejumlah uang.

Disinggung masalah berbagi di saat Pandemi Covid-19, DIWA sapaan karib Diah Warih Anjari, sang deklarator Relawan Sahabat DIWA berujar singkat. " Berbagi dari sebelum Pandemi Covid-19 hingga saat ini, murni uang pribadi dan tanpa embel embel politik. Berbagi memenuhi kewajiban Islami." terang Diah Warih Anjari seraya menambahkan jika ia akan meminta Gibran Rakabuming Raka berkenan silaturahmi kunjungan politiknya sambil menampung aspirasi sekaligus menerima keluhannya dan solusi jalan keluarnya. # N1NG / Yan 1.