GUGAT news.com. SURAKARTA.Suasana Tirakatan bertepatan HUT Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ke-75 atau Hari Pers Nasional (HPN) ke-36 di gedung bersejarah tempat lahirnya organisasi Persatuan Wartawan, Monumen Pers Nasional (MPN) Surakarta Jalan Gajah Mada, Solo, sempat diwarnai keharuan.
Saat Ketua Dewan Kehormatan PWI Surakarta Begog D Winarso dengan suara terbata-bata memberikan tumpeng kepada FX Rudy Hadiatmo, anggota kehormatan PWI yang juga Walikota Solo yang bakal mengakhiri masa jabatannya sebagai Walikota Solo setelah bertugas selama 10 tahun sebagai Walikota Solo dan lima tahun sebagai wakil walikota Solo.
" Pak Rudy ini contoh nyata, pemimpin yang merakyat. Ditulis wartawan jelek tidak pernah marah, dan sering melempar humor guyon gayeng sehingga hubungannya erat njobo-njero dengan wartawan" papar Pakdhe Begog yang dikalangan konco-konco wartawan dikenal brangasan, namun malam kemarin nampak melow penuh perasaan melepas pak Rudy di hari-hari akhir jabatan sebagai orang nomor satu di kota Bengawan.
Acara tumpengan yang dikemas dalam suasana duduk lesehan namun tetap terapkan protokol kesehatan itu dibuka oleh Ketua PWI Surakarta Anas Syahirul.
Sementara Kepala Monumen Pers Nasional (MPN) Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kominfo) Widodo Hastjaryo mengharap
momentum peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021 harus mampu
membakar semangat berjuang kaum jurnalis dalam rangka memutus penyebaran Covid-19 di Indonesia.
"Dengan cara berpartisipasi secara aktif dalam menyebarkan pesan optimisme di berbagai lapisan masyarakat.
Peringatan HPN 2021, harus mampu membakar semangat kaum wartawan dalam upaya memutus rantai
penyebaran Covid-19,” ujar Kepala Monumen Pers Nasional (MPN).
itu.
Sementara wartawan sepuh Drs Ichwan Dardiri (82) mengulik semangat para wartawan kini yang kalah jauh bila dibandingkan dengan wartawan tempoe doeloe.
" Di saat perang kemerdekaan sejumlah wartawan dari Sumatra, Kalimantan dan tempat-tempat lainnya dari berbagai pulau Indonesia, menempuh waktu puluhan hari agar tiba ke Solo bertekad mendirikan organisasi kewartawanan bernama Persatuan Wartawan Indonesia di gedung MPN yang doeloe bernama Societeit Sasana Soeka Mankoenagaran." papar Dardiri.
Sementara Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjutak menceriterakan berinteraksi dengan wartawan adalah bagian dari tugas kepolisian. " Saya masih ingat petuah pemimpin pergerakan HOS Tjokroaminoto, kalau ingin dipahami maksudmu menulislah seperti wartawan." papar Kombes Pol Ade yang sudah akrab dengan wartawan Solo, karena sejak menjadi perwira pertama sudah job di Solo sebagai Kasat Lantas di Polres Solo.
Sementara gong atau closing statemen merupakan kata pamitan dari Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang setengah berseloroh memilih sebagai Sunan Jaga Kali dari pada ditunjuk sebagai pejabat penting di Jakarta. " Saya telah bertugas mengabdi sekitar 15 tahun di birokrasi Pemkot Solo. Saya masih banyak kekurangan, meski saya juga bangga telah berhasil mengubah mindset birokrasi Pemerintah Kota Solo," papar Rudy.
Rudy menuturkan dirinya
ora ninggali opo-opo kecuali Lurik tegese Lurik” (Lurus dalam pengabdian, Ikhlas dalam pelayanan) dan lima “Mantap” ( mantap kejujuran, mantap kedisiplinan, mantap pelayanan, mantap organisasi, dan mantap gotong royong). "LURIK dan MANTAB itu telah tertancap dalam di lingkungan birokrasi Pemkot Solo, saya bangga hal itu,"paparnya.#D3DJ4R/Yani G1.
------- 081325995968 ----------
Thanks for reading LURIK Dan MANTAP Pesan Walikota FX Hadi Rudyatmo Di Malam Tirakatan HUT PWI | Tags: Peristiwa
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »