Rafani Tuahuns, SH. (Ketua Umum PB PII)
Dua juta lebih orang Indonesia telah terjangkit wabah Covid-19. Enam puluh ribu lebih nyawa meregang. Setahun lebih virus tak kasat mata ini menghantui negeri. Beberapa pekan terakhir Covid-19 kembali mengganas. Hari ini, 8 Juli 2021, kasus baru mencapai 38.391. Dan angka kematian telah mencapai 63.760 jiwa. (Data Pusdatin Kementrian Kesehatan dan Satuan Tugas Penangangan Covid-19)
Salus Populi Supreme Lex Esto, Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, demikian kata Cicero, seorang filsuf berkebangsaan Italia. Hal itu selaras dengan amanat Konstitusi kita, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia". Kalimat yang menjadi tujuan negara ini menjadi cita-cita bersama dan tanggung jawab kolektif.
Di tengah badai krisis melanda negeri, komitmen bersama seluruh komponen bangsa adalah ikut bertanggung jawab dalam mengambil peran terbaik. Jangan sampai ada yang memancing di air keruh, dan jangan sampai ada intrik berebut panggung di tengah ujian menimpa bangsa tercinta ini. Maka jalan terbaik adalah begerak berjamaah, bersatu melawan covid-19.
Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm atau norma dasar nagara, telah menitipkan nilai penting dalam kehidupan berbangsa. Pada sila ketiga, Pancasila menegaskan Persatuan Indonesia. Nilai Persatuan adalah nilai luhur bangsa yang melekat kuat dalam seluruh sendi kehidupan. Budaya gotong royong, saling bantu, gerak bersama, telah menjadi core value warga bangsa ini. Hal itu juga selaras dalam agama. Khususnya dalam Islam, nilai solidaritas, nilai kejamaahan, adalah pondasi dalam bangunan peradaban suatu negeri.
Maka menjadi sangat tepat, di tengah badai besar krisis global berlarut akibat pandemi yang sangat mengancam keselamatan negeri, bergerak berjamaah, Bersatu lawan covid-19 harus menjadi komitmen bersama seluruh anak bangsa.
Komitmen bersama itu diwujudkan dalam dua langkah kongkrit, ikhtiar kolektif dan doa bersama. Saling menyalahkan hanya menjadikan beban bangsa ini semakin berat. Sinergi harus menjadi pilihan utama, kolaborasi harus menjadi langkah bersama.
Ikhtiar bersama sejatinya dilakukan seluruh komponen anak bangsa. Pemerintah harus tetap teguh dan konsisten dalam menurunkan serta mengawal segala kebijakan percepatan menangani Covid-19. Pesan penting kepada oknum-oknum tertentu yang mencoba memancing di air keruh, berhentilah! Negeri membutuhkan kesatria yang bertanggung jawab penuh mencintai negeri ini. Jika pemerintah mampu konsisten dalam setiap kebijakan dan langkah strategisnya, maka warga negara pasti akan bersama dalam mewujudkannya.
Ilmuan dan ulama, menjadi dua unsur penting. Dalam ikhtiar kolektif menyelamatkan negeri dari wabah yang terus menjangkit dengan cepat, ilmuan yang otoritatif menjadi rujukan. Pemerintah dan ilmuan, tak boleh saling bertolak belakang. Kebijakan negara, adalah langkah taktis dari setiap rujukan ilmiah para ilmuan. Sebab Trust (kepercayaan) warga semakin kuat, jika arah kebijakan dan langkah strategis yang diambil adalah rujukan ilmiah para ilmuan.
Begitu juga ulama, ini unsur penting yang tak boleh dilepaskan. Kontroversi yang terus saja muncul di tengah masyarakat, adalah isu diskriminasi agama atas segala kebijakan pembatasan sosial. Ada narasi perpecahan dan diskriminasi agama yang muncul setiap hari atas kebijakan negara yang diambil. Seolah dan seakan merugikan pihak umat. Ini menjadi masalah krusial, maka ulama tidak boleh ditempatkan di depan pagar rumah saja. Ia harus diajak bersama di ruang utama, bermusyawarah bersama. Setiap keputusan negara, juga atas rujukan para ulama yang otoritatif. Sebab ulama, adalah patron beragama warga negara.
Pemerintah, ilmuan, dan ulama, menjadi tiga unsur penting dalam ikhtiar kolektif menyelamatkan negeri. Jika tiga unsur ini bisa harmonis, maka tenaga kesehatan, satgas covid-19, aparat keamanan hingga warga negara, bisa jauh lebih romantis. Harmonisasi inilah yang sangat kita butuhkan saat ini. Tak boleh lagi ada isu perpecahan, tak boleh lagi ada yang merasa terdikriminasi, yang ada adalah narasi persatuan dan misi berjamaah.
Setelah ikhtiar maksimum secara kolektif, juga tak boleh dilupakan bahwa bangsa ini adalah bangsa bertuhan. Tertuang dalam sila pertama Pancasila, “Ketuhanan yang Maha Esa.” Maka segala upaya dengan tangan manusia akan berhasil jika Tuhan memberi pertolongan. Memaksimalkan ikhtiar kolektif dan melangkitkan doa bersama, adalah langkah nyata meraih kemenangan. Semoga Allah SWT memberikan keselamatan kepada negeri ini dan Indonesia lahir sebagai pemenang, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
°°°°°°°✓ 081325995968 °°°°°
Thanks for reading Doa Untuk Indonesia : Bergerak Berjamaah Bersatu Lawan Covid-19 | Tags: Sosial
« Prev Post
Next Post »