GUGAT news.com. SUKOHARJO.
Saat ditemui di jalanan gang rumah kontrakannya Pondongan RT O08 RW 006, Banaran, Grogol, Sukoharjo, Ningsih penjual masker eceran, kaos kaki dan kaos tangan secara berkeliling dengan mendorong gerobak berisikan dagangan serta ke 3 putra putrinya, menjawab pertanyaan singkat GUGAT news.com. " jualan masker, kaos kaki dan kaos tangan!"
Obrolan pun mengalir, sudah setahun ini sepeninggal suaminya meninggal dunia lantaran penyakit gula yang menggerogoti tubuh rentanya. "Saat masih ada suami, setahun lalu berjualannya dengan cara mengendarai becak yang tidak dikayuh melainkan didorong meski sebenarnya bisa dikayuh. Karena dimaksudkan sekalian momong tiga anak saya yang masih kecil-kecil,"tuturbya.
Ditambahkan Ningsih, lantaran dirinya tidak mampu mengkayuh becak, apalagi kudu dibebani dengan dagangan masker, Kaos Kaki dan kaos tangan yang sebenarnya tidak begitu berat jika dibandingkan dengan bibit ke tiga anaknya. "Becak nanti kalau pas tak ada uang bisa di jual, sementara uang tabungan dibelikan gerobak dorong dulu. Kalaupun cuaca panas, bisa berteduh, istirahat di jalan sambil jualan. Demikian juga kalau saat hujan, berteduh sambil berjualan," terang Ningsih.
Ningsih berdagang sambil momong ke 3 anaknya yang saat gerobak jalan didorong, anaknya berada di dalam gerobak. Pastinya menambah beban tersendiri. Namun itulah kenyataan hidup yang harus dilakoni nya yang telah berjalan satu tahun. "Kebetulan anak pertama yang duduk di kelas 1 SD liburan panjang karena Pandemi Covid-19. Ya sudah saya ajak kerja. Berangkat dari rumah jam 09.00 sampai pangkalan di belakang mall Penumping Laweyan jam 10 an sebagai jarak tempuh 6 KM pulang pergi," ujarnya.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19.
Begitu tiba di lokasi mangkal di jalan Kebangkitan Nasional Penumping dan di depan rumah orang berpagar tembok tinggi, tepat sekitar jam 10.15 WIB, Ningsih menggelar dagangan masker eceran, kaos tangan dan kaos kaki. Begitu waktu menunjukkan pukul 15.30 WIB, dagangan yang belum laku kembali di tata di rak gerobak. Demikian pula kalau cuaca mendung, Ningsih segeralah bergegas pulang. "Alhamdulillah...setiap hari bisa laku 10-15 masker. Untung 50-75 ribu bisa untuk makan setiap hari. Disisihkan sedikit untuk bayar kontrakan kamar 200 ribu. Yah...dicukup cukupkanlah," papar Ningsih yang mengaku tidak kenal PPKM.
Bagaimana kenal PPKM? Selain dagangan yang dijual tidak menjadikan kerumunan pembeli, barang yang dijualnya saja kurang begitu menarik minat pembeli. Boleh jadi, mereka berkenan membeli masker Ningsih seharga Rp 5 ribu itu, lantaran hanya ingin menolong saja melihat dirinya dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. "Alhamdulillah...kulakan masker Rp 2500 laku dijual Rp 5 ribu. Kalau saja mereka tidak ingin menolong, belumlah tentu berkenan beli masker. Kaos tangan dan kaos kaki jarang laku. Alhamdulillah...masih banyak orang yang dermawan," ujar Ningsih, seorang ibu tangguh yang pantang mengeluh. Apalagi meminta. #Achmad Yani.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Jual Masker Eceran Untuk Sambung Hidup | Tags:
« Prev Post
Next Post »