Masjid Ki Ageng Henis kini dikenal sebagai Masjid Laweyan. Foto : Achmad Yani.
GUGAT news.com. SOLO.
Masjid Ki Ageng Henis yang ada di Kampung Belukan, Pajang, Laweyan, Solo, yang usianya sudah lebih dari 500 tahun, lantaran bersamaan dengan jaman keemasan Keraton Kasultanan Pajang, seiring perkembangan zaman Masjid Ki Ageng Henis kini berubah menjadi Masjid Laweyan sekalipun berada di wilayahnya Kalurahan Pajang, bukan Kalurahan Laweyan. " Ceritanya Masjid Laweyan Ki Ageng Henis ini, dulunya merupakan Padepokan milik Ki Ageng Beluk, tokoh sakti mandraguna di jaman keemasan Keraton Pajang. Kampung Belukan ini tidak jauh dari Keraton Pajang. 2 Km ke arah timur dari keraton," tutur Iwan Setiawan.
Tetap waspada Corona masih ada
Ditambahkan Iwan Setiawan, tokoh pemuda di Kampung Batik Laweyan itu, berdasarkan penuturan turun tumurun dari leluhur, adanya Masjid Laweyan seperti saat ini, yang semula merupakan salah satu Padepokan milik Ki Ageng Beluk diserahkan kepada Ki Ageng Henis. Hal itu sebagai wujud konsekuensinya sikap Ki Ageng Beluk terhadap Ki Ageng Henis yang saat adu olah Kanuragan kalah. " Penyerahan Padepokan milik Ki Ageng Beluk Kepada Ki Ageng Henis, langsung diterima dan sekaligus dirubah fungsinya. Padepokan Ki Ageng Beluk menjadi Masjid Ki Ageng Henis," papar Iwan Setiawan.
DIWA Pengusaha dan Politikus Solo
Masih menurut penuturan Iwan PERSIS, sapaan akrabnya Iwan Setiawan, sayangnya nama besar tokoh sakti mandraguna Ki Ageng Beluk ini jarang di sebut sebut di dalam sejarah. Padahal, jasanya juga cukup lumayan besar. Begitu masuk menjadi santrinya Ki Ageng Henis, layaknya Abu Bakar As shidiq dengan Rasulullah dalam masalah harta untuk jihad fisabilillah, semua hartanya diserahkan. Akan halnya dengan Ki Ageng Beluk terhadap Ki Ageng Henis. Padepokan nya diberikan kepada Ki Ageng Henis yang akhirnya oleh Ki Ageng Henis dipergunakan sebagai masjid.
Tragisnya lagi, pusara makam yang jaraknya tidak lebih dari 10 meter diantara keduanya, harus dipisahkan oleh pagar tembok setinggi orang berdiri, 170 cm. Malahan pusara makam Ki Ageng Henis lebih dekat dengan keberadaan Masjid Laweyan Ki Ageng Henis. Menjadikan satu lokasi dan satu pagar. Sedangkan pusara makam Ki Ageng Beluk sedikit berjauhan dari Padepokan miliknya yang dijadikan masjid oleh Ki Ageng Henis. Bahkan berada satu area dengan pemakaman umum. " Kedua pusara tokoh sakti di jaman Pajang, sebenarnya saling berdekatan jaraknya dan ada di satu area pemakaman milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat," jelas Iwan PERSIS.
Imbasnya, ditegaskan Iwan PERSIS, selain kurang begitu di kenal sejarahnya bersamaan jaman kemasyhurannya Sultan Hadiwijaya, Jaka Tingkir atau Mas Karebet sebagai Raja Kasultanan Pajang, bisa dipastikan lagi akan sepinya peziarah. Lain halnya dengan Ki Ageng Henis, selalu ramai peziarah dari berbagai kota di tanah air pada setiap harinya. Boleh jadi, itu semua tidak terlepas adanya peranan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang senantiasa merawatnya. "Selain terawat, Makam Ki Ageng Henis juga ada juru kunci dari keraton. Wajar kalau diakui sebagai salah satu cagar budaya. Tidak dengan Ki Ageng Beluk,"tutup Iwan Setiawan. #Achmad Yani.
MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi di saat Pandemi Covid-19
°°°°°°°°✓ 081325995968 °°°°°°
Thanks for reading Masjid Ki Ageng Henis Bekas Padepokan Ki Ageng Beluk | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »