Tokoh Bersejarah Yang Terlupakan Ki Ageng Beluk

Di rumah cungkup ini jasad Ki Ageng Beluk di makamkan. Foto : Achmad Yani.

GUGAT news.com. SOLO.

Sepertinya cukup disayangkan, keberadaan makam yang ada di Desa Belukan RT 004 RW 004 Pajang, Laweyan, Solo ini. Makam Ki Ageng Beluk. Tokoh sakti mandraguna di jaman keemasan Sultan Hadiwijaya, Raja Kasultanan Pajang yang juga dikenal sebagai Jaka Tingkir atau Mas Karebet 600 an tahun lalu. Boleh jadi, tiada keberadaan Ki Ageng Beluk, tiada pula Ki Ageng Henis dengan Masjid Laweyan, masjid tertua di Kota Solo, bahkan mungkin se Soloraya. Keberadaan Ki Ageng Beluk, Ki Ageng Henis juga Masjid Ki Ageng Henis Laweyan ini, masih dalam satu area yang hanya dipisahkan oleh batasan pagar tembok di Belukan, Pajang, Solo.

Masjid Laweyan ini dulu padepokan milik Ki Ageng Beluk. Foto : Achmad Yani.

Bukan hanya itu saja, bisa jadi keberadaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Dinasti Mataram Islam tiada pernah berdiri. Artinya, dari Ki Ageng Henis inilah cikal bakal, leluhur berdirinya Dinasti Mataram Islam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat hingga sekarang ini. "Saat itu ratusan tahun silam, di jaman Kerajaan Pajang selain ada ulama besar Ki Ageng Henis juga tak jauh dari Keraton Kasultanan Pajang, yang kini berjuluk Kampung Belukan, juga ada pemilik Padepokan seorang tokoh sakti mandraguna,"terang Triman, warga yang tidak jauh dari makam bersejarah Ki Ageng Beluk, Henis dan Masjid Laweyan.

Tetap waspada Corona masih ada.

Masih menurut penuturan Triman, cukuplah disayangkan keberadaan makam bersejarah Ki Ageng Beluk yang kurang begitu mendapatkan perhatian dari pemerintah seperti makam Ki Ageng Henis. Cukup terawat dan ada juru kunci khusus dari Abdi Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bisa dipastikan lagi, banyak peziarah yang datang berziarah dengan berbagai keperluan. Lain halnya dengan pusara makam Ki Ageng Beluk. "Alhamdulillah...dulu yang tidak terawat dengan kondisi cungkup yang kayunya sudah keropos, kini dibangun cungkup tembok. Sehingga pusara dari kayu jati itu tidak akan rusak. Aman dari hujan dan matahari," tandas Triman (69).

DIWA Pengusaha dan Politikus Solo.

Diceritakan Triman, sebenarnya jasa Ki Ageng Beluk juga tidak sedikit terhadap beliau ulama besar Ki Ageng Henis. Meski dikenal sakti mandraguna dan pastinya ampuh dan pilih tanding dalam olah Kanuragan yang saat itu tidak sedikit memiliki pengikut, ternyata kesaktian Ki Ageng Beluk tidak mampu mengalahkan kadigdayaan ilmu laduni yang dimiliki oleh Sang ulama Kerajaan Pajang, Ki Ageng Henis. "Sebagai konsekuensinya karena kalah dalam adu Kanuragan, diserahkannya Padepokan miliknya kepada Ki Ageng Henis. Saat itu pula, Ki Ageng Beluk beserta murid-murid menyatakan diri masuk Agama Islam dan menjadi pengikut Ki Ageng Henis," jelas Triman sambil menambahkan Padepokan selanjutnya oleh Ki Ageng Henis dipakai sebagai masjid hingga sekarang ini, lebih 500 tahun usianya.

Kembali ditambahkan Triman yang biasa berjamaah salat wajib 5 waktu di Masjid Laweyan Ki Ageng Henis ini, mulailah saat itu juga nama besar Ki Ageng Beluk tenggelam di dalam ajarannya sang ulama besar Ki Ageng Henis. Sebaliknya nama Ki Ageng Henis justru malahan semakin berkibar seiring dengan semakin pesatnya pula peradaban budaya, ekonomi sekaligus perdagangannya Kasultanan Kerajaan Pajang. "Singkatnya, dari Pajang, Kota Gede, Pleret hingga Keraton Kartasura yang akhirnya Dinasti Mataram Islam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, adalah Ki Ageng Henis sebagai leluhurnya,"tutup Triman yang saudaranya mengabdi menjadi abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebagai juru kunci makam Ki Ageng Henis di Laweyan. #Achmad Yani.

MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi di saat Pandemi Covid-19.