Wedangan KPK : Semoga PPKM Segeralah Berakhir

Wedangan KPK yang ada di Utara Pasar Kabangan, Laweyan, Solo. Foto : Achmad Yani.

GUGAT news.com. SOLO.

Malam itu, Kamis (2/9/2021) sekitar pukul 19.00 WIB, ditemui di wedangan angkringan HIK KPK Kabangan, Laweyan, Solo, selaku pemilik, Giyatno mengungkapkan akan rasa kekecewaannya dengan terus diperpanjangnya Pembatasan Berkegiatan masyarakat atau PPKM. "Sebagai wong cilik, pedagang Hidangan Istimewa Kampung (HIK), kami terasa sekali dampak adanya PPKM yang terus berkepanjangan. Sudah sepi pembeli, modal juga menipis. Ambyar Kabeh," tutur Giyatno mengawali pembicaraan nya dengan GUGAT news.com.

Diungkapkan Gondrong, panggilan akrabnya Giyatno, owners Wedangan, angkringan KPK Kabangan, Laweyan, Solo ini, dimulainya PPKM Darurat dari 3 Juli hingga 20 Juli, diperpanjang 26 Juli, 2 Agustus hingga sekarang ini, 6 September, mungkin nanti ditambah lagi, lantaran adanya level 1 sampai 4 dan seterusnya, runyam sudah. "Sebelum adanya PPKM hingga berlarut-larut, kami sudah merasakan imbas Pandemi Covid-19 dengan berbagai aturan mainnya. Sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Dari mulai adanya wabah Corona, Pandemi Covid-19 serta tetek bengek aturan hingga kini. Pusing tambah pusing, apalagi tak pernah dapat bantuan pemerintah," suara Gondrong meninggi.

Teh Jahe minuman istimewa penambah imun. Foto : Achmad Yani.

Bukan hanya itu saja, masih menurut penuturan Gondrong yang juga diiyakan Paito, kakaknya, dampak psikisnya juga dialami. Artinya, tak jarang dengan Kemendagri sekaligus Surat Edaran ( SE ) Walikota Surakarta akan PPKM Darurat hingga berjudul level, menjadikan seringkali hatinya kudu teratapan. Bagaimana tidak, bukan hanya suara sirine mobil ambulance Covid-19, melainkan mendadak datangnya mobil Satpol-PP, TNI - Polri di depan warung HIK nya yang langsung tanpa ba bi Bu menegurnya sambil meminta pengunjung bubar. Dingklik, kursi harus dijauhkan. " Pembeli tak boleh nongkrong, jajanan kudu dibungkus dibawa pulang," ujar Gondrong lirih.

Tetap waspada Corona masih ada

Untuk mensiasatinya agar tetap bisa eksis berjualan, kembali ditegaskan Gondrong, yang semula dari sebelum adanya wabah virus Corona hingga Pandemi Covid-19, berdagangnya wedangan dibuka dari siang hari jam 12.00 WIB hingga dinihari bisa jam 01.00 atau bahkan pukul 02.00 WIB. Begitu adanya aturan jam berjualan serta jumlah pembeli dibatasi, serta pembeli harus jajanannya dibawa pulang, dibungkus. Hanya boleh makan di tempat dengan jumlah tak boleh dari 5 pembeli serta waktunya tidak boleh lebih 20 menit, jam buka berjualannya pun mulai dirubah. Dari jam 08.00 hingga pukul 20.00 WIB.

Dimaksudkan supaya tidak ditegur lagi sampai adanya penegasan untuk ditutup lokasi wedangannya, Gondrong pun benar benar merubah strategis berdagangnya. Dimulai dari pukul 07.00 WIB mulai menyiapkan semua pernak pernik dagangannya, sehingga tepat pukul 08.00 WiB bisa langsung menerima pembeli. " Begitu pukul 19.00 wIB, kami juga langsung bersiap siap untuk segera mengemasi dagangan dan pas jam 20.00 WIB, sudah bisa tutup, dan tenang. Kalau saja tidak disiati seperti ini, bisa ambyar, bangkrut. Alhamdulillah...dengan menjadikan Solo masuk level 3, sedikit mulai agak longgar. Bisa tutup pukul 21.00 WIB. Lumayan, income-nya tambah," papar Gondrong tersenyum.

Maraknya jajanan wedangan KPK Kabangan, Laweyan, Solo. Foto : Achmad Yani.

Dikonfirmasi masalah seputar PPKM yang akan terus berkepanjangan lantaran hingga level 4 dan mungkin akan diganti lagi dengan sebutan lainnya, Gondrong pun segera berujar " Sumonggo saja PPKM terus saja diperpanjang sampai kapanpun terserah negara, hanya saja kami mohon akan adanya pelonggaran waktu sekaligus juga pelonggaran pembeli. Intinya, jangan sampai kami yang wong cilik ini kudu kena sangsi pelanggaran ditutup usahanya, apalagi didenda. Silakan berjualan, namun Prokes Covid-19 kudu dijaga benar, konsekuen baik diri sendiri juga pembeli. Semoga saja PPKM segera berakhir..!" pungkas Giyatno Gondrong menutup pembicaraannya dengan GUGAT news.com. #Achmad Yani.

MakanKu Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi di saat Pandemi Covid-19.