KGPH Puger Wedangan Di Angkringan Plengeh, Laweyan, Solo. Foto : Yani.
GUGAT news.com. SOLO.
Sepertinya tidak salah jika banyak orang yang mengenal KGPH Puger salah satu dari Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini, mengatakan bilamana keberadaan beliau tidaklah sombong bahkan merakyat sekali meskipun keberadaannya dikenal sebagai putra dari seorang raja. " Merakyat sekali, tidak sombong, berkenan akrab dengan siapapun, bahkan dengan entengnya suka berbagi ilmu. Baik masalah sejarah ataupun spiritual Jawa," ujar Nanang Semar, pelanggan wedangan Plengeh yang ada di Kampoeng Batik Laweyan Solo.
Nanang Semar yang biasa berdiskusi di Wedangan Plengeh saat bertemu dengan Gusti Puger. Foto : Yani.
Gusti Puger, panggilan akrab KGPH Puger pun hanya tersenyum saja manakala Nanang Semar terus saja memuji sikap kerendahan hati sekaligus dengan tulus ikhlasnya selalu memberikan untuk menelorkan ilmu ilmu yang dimilikinya. Gusti Puger memang dikenal tidak pelit dalam berbagi ilmu, bahkan dengan suka cita beliau akan membagi ilmu sejarah, khususnya tentang keraton dari yang tempo dulu, Majapahit hingga Dinasti Mataram Islam terakhir kali nya, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. "Bukan Jogja nggih Gusti, melainkan Solo merupakan Dinasti Mataram Islam terakhir. Jogja pecahan dari Perjanjian Giyanti,"tanya Nang Semar yang langsung diiyakan oleh Gusti Puger.
Plengeh pemilik wedangan Gus Plengeh yang ada di Kampoeng Batik Laweyan, Solo. Foto : Yani.
Sedangkan Plengeh yang sudah lebih dari 25 tahun berjualan wedangannya di Kampoeng Batik Laweyan ini, mengaku senang sekali dengan kedatangan Gusti Puger ke wedangannya. Setidaknya, berkah tersendiri. Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sebagai orang keraton telah berkenan wedangan di kedainya yang ada di pinggir sungai Jenes, Laweyan. "Semoga ini semua bisa membawa berkah...berkah rejeki halallan thayiban. Gusti Puger berkenan sering wedangan di Plengeh dan membawa rekan rekannya...!" harapan Plengeh yang langsung diiyakan Gusti Puger.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
Sedangkan Gusti Puger sendiri bukan tanpa alasan jika sering mampir di Wedangan Plengeh, selain dikenal wedang teh nya mantap, Ginastel, Legi, manis, panas dan kentel, pastinya ramuan campuran tehnya enak sekali. Sedikit ada sepet, pahit pahitnya. Jajanan tradisional nya cukup lengkap, enak, murah dan bersih. Bersih makan dan minuman nya, juga lokasinya bersih sekaligus strategis. Selain penjualnya, Plengeh memang dikenal supel, dan cekatan, pelayanannya cukup bagus. Sehingga banyak pelanggan yang tidak bosan.
Wedangan Plengeh yang buka mulai jam 06.00 -16.00 WIB itu, baik penjual maupun pelanggan cukup familiar, hangat dan akrab, pastinya merakyat. "Selain makanan, minuman, penjual serta pelanggan bagi saya cukup istimewa, ada yang lebih penting lagi. Wedangan Plengeh Bisa dipakai untuk jujugan, istirahat sambil makan minum setelah rampung ziarah leluhur Ki Ageng Henis serta keluarga keraton. Malahan makam istri saya RAy Puger juga di sini. Pas dan klop." pungkas KGPH Puger sambil menambahkan bila Ki Ageng Henis Laweyan ini merupakan cikal bakal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bahkan Dinasti Mataram Islam terakhir kali nya. #Achmad Yani.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Bersama Gusti Puger Wedangan Di Plengeh Laweyan | Tags: Sosial Sosok
« Prev Post
Next Post »