Dawet telasih khas dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Mak Nyuuus....! Foto : Achmad Yani.
GUGAT news.com. SOLO.
Minuman dawet, kini banyak memiliki keberagaman rasa. Boleh jadi, tergantung ada di daerah mana menikmatinya. Artinya, hampir di setiap daerah kabupaten atau kotamadya pastinya mengenai Lezatnya minuman dawet. Bisa dipastikan lagi, minuman dawet daerah yang satu dengan lainnya, pasti berbeda. Bahkan di Kabupaten Purworejo, ada minuman dawet yang diramu dengan sambel Lombok. Dahsyat bukan? " Kalau saya main di pemanisnya, yang jelas bukan sakarin. Penyakit diabetes pun boleh mencicipi tanpa kudu takut gula darah naik," jelas Ulim, salah satu penjual dawet di keraton.
Anak muda pun berbondong-bondong nyicipin dawet telasih keraton. Foto : Achmad Yani.
Hanya saja, kali ini yang akan GUGAT news.com bahas, masalah maraknya penjual minuman dawet yang ada di depan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Beragam jenis serta penyajiannya. Memang, kesemuanya hampir mirip isi sajian dawetnya. Cendol, tape ketan atau tape singkong, buah nangka, juga telasih dan cincau. Kuahnya, ya tetap sama. Santan parutan buah kelapa. Yang membedakan, cara penyajian nya.
Serba gerabah, kayu dan tempurung batok kelapa juga Gentong yang terbuat dari tanah liat. Foto : Achmad Yani
Ada yang penyajiannya dengan panci dan mangkok gelas kaca, sendok plastik, atau alumunium juga besi. Namun, tidaklah demikian dengan Dawet Telasih Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini, selain Gentong dawetnya terbuat dari kereweng, tanah liat yang biasa juga dipakai untuk pembuatan Genteng juga mangkoknya terbuat dari bahan pembuat genteng, tanah liat yang biasa disebut gerabah. Untuk sendoknya, pada gayung terbuat dari tempurung batok kelapa. Sedangkan pemegangnya terbuat dari kayu atau bilah bambu.
Harganya, cukup terjangkau. Apalagi di saat-saat Pandemi Covid-19 seperti saat ini, yang konsumen mintanya serba enak dan murah. Untuk dawet setiap mangkoknya berisikan racikan komplit, cukup pembeli sediakan uang Rp 5 ribu saja. " Kalau mau tambah satu tape ketan atau tape singkong, cukup tambah 1.500 saja. Murah bukan?" pungkas Ulim, berpromosi.
Penasaran? Datang saja ke area taman perparkiran Bangsal Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dibuka dari pagi hingga sore.#Achmad Yani
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Dawetnya Telasih Keraton Solo | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »