Dwidjowijono bersama lukisan karyanya dengan cat air
GUGAT news.com. SUKOHARJO
Bisa dipastikan lagi, dampak Covid 19 memang merata kepada hampir semua profesi, tentunya masalah ekonomi keluarga. Juga termasuk kehidupan seniman perupa, seperti salah satunya Dwidjowijono yang sampai saat ini berhenti ngelapak jasa lukis potret di Care Free Day (CFD).
Karya karya Dwi yang dipajang di kamar tamunya , hasil dengan media cat air
Ditemui distudionya Sidorejo RT 01 RW 06 Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Dwi sapaan akrab Dwidjowijono, mengaku ia masih bersyukur memasuki suasana new normal. Beberapa pesanan sudah mulai ada. Tetapi disela-sela waktunya Dwidjowijono yang pelukis autodidak ini, tetap semangat belajar melukis tapi dengan media cat air.
Studio lukis milik Dwidjowijono
Sehingga beberapa karya cat airnya pun terpajang rapi di studio dan di kamar tamunya. Ada lukisan potret, ada lukisan mobil kuno dan masih banyak juga lukisan bertemakan karikatur.
Dalan usianya yang 60 tahun ini, dengan semangat belajarnya Dwi ternyata mampu mengoperasikan aplikasi phothosop. Padahal secara autodidak. Dikalangan perupa, Dwidjowijono memang lebih dikenal sebagai pelukis gaya Karikatur.
Karikatur lucu salah'satunya karya Dwi
Hal itu dikarenakan memang dulunya dirinya sebagai kartunis, bahkan sejak tahun 1981 sudah terlibat pada perkumpulan PAKARSO ( Paguyuban Kartunis Solo ) bersama Jajak, Johan dan kartunis Solo lainnya.
Tapi seiring perkembangan tehnologi yang merubah semua surat kabar, media cetak kini menjadi media online, sehingga menjadikan kenyataan peluang karya kartun semakin sempit. Seandainya saja, ada disalah satu surat kabar ada kolom kartun tapi pengirimnya banyak sekali sehingga kemungkinan dimuat hanya satu kali saja.
Kesimpulannya menurut Dwi, dengan berkartun tidak bisa untuk hidup yang akhirnya ia lebih memilih beralih untuk menekuni dengan melukis realis. Hal inipun belajar secara autodidak belajar dari para pelukis senior.
Untuk melukis Karikatur, sebenarnya hanya dilakukan sebatas permintaan saja . Karena seringnya masih ada pesanan karikatur, maka lebih dikenal pelukis Karikatur.
Kali ini dwi juga akan memunculkan lagi karya berbentuk Vinyet, tetapi dalam bentuk lukisan. Di studionya ada dua karya vinyet yang belum jadi. Menurutnya, gambar vinyet itu ada alur ceritanya, sehingga ia sekarang lebih sangat menyenanginya.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
Dwi menambahkan, "Yang penting, bagi siapa saja yang ingin jadi pelukis untuk semua aliran, sebaiknya harus belajar realis terlebih dahulu. Khususnya harus mau pelajari dulu tentang anatomi tubuh dan sinarnya atau lightingnya." papar Dwi panjang lebar.
Meskipun hanya Karikatur atau sekalipun abstrak tetap harus belajar realis dulu. "Sekarang ini, meskipun masih dalam suasana Pandemi Covid-19, saya sudah siap untuk menerima pesanan apa saja, bisa mural, lukisan atau karikatur."promosi Dwidjowijono, seraya tertawa. Naskah dan foto : Taufik.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Dwidjowijono Kartunis Yang Tinggalkan Kartun | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »