Gusti Puger Peringati 7 Hati Wafatnya RAy Puger

KGPH Puger gelar Tahlil di Ndalem Sasana Mulya kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat untuk peringatan 7 hari wafatnya istri tercinta, RAy Puger. Foto : Yani.

GUGAT news.com. SOLO.

Bertempat di Ndalem Ageng Sasana Mulya kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Puger salah satu dari Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Selasa (12/10/2021) sekitar pukul 13.00 WIB atau bakda shalat lohor, gelar peringatan hari ke 7 meninggal nya sang istri tercinta, RAy Puger atau Sudjirah Al Kenyo Haknyono, Selasa Wage 5 Oktober 2021 sekitar pukul 20.00 WIB di Rumah Sakit Islam Surakarta.

Ndalem Ageng Sasana Mulya yang setiap harinya sepi, siang itu bergemuruh lantunan doa untuk peringatan 7 hari wafatnya RAy Puger. Foto : Yani.

Tidak kurang dari 100 orang tamu yang hadir guna melakukan tahlil bersama. Tampak hadir adik kandung Gusti Puger panggilan akrab KGPH Puger, beliau adalah Gusti Moeng yang memiliki nama aslinya GKR Wandansari Koes Moertiyah MPd Sentana Ndalem, abdi dalem serta kerabat keraton. Bacaan doa tahlil dimulai dari membaca bersamaan Al Qur'an Surat Al Fatihah, dilanjutkan dengan bacaan dzikir tahlil, tahmid dan takbir. Yang dilanjutkan dengan bacaan Surat Yaasiiiinnn serta ditutup dengan ucapan Istighfar berkali kali.

Seperti acara ritual Dzikir Tahlil pada umumnya, begitu selesai pembacaan Tahlil, untuk selanjutnya kesemuanya tamu tanpa terkecuali, baik yang turut melakukan tahlil ataupun tidak, tetap menerima bagian makanan sesajian yang serba tradisional setelah rampung didoakan. Bukan hanya itu saja, tamu yang hadir juga menerima bingkisan makanan kecil serta nasi kotak. Selesai dari kembul bujana, makan bareng ramai ramai, seluruh tamu dibawakan lagi sekotak roti untuk dibawa pulang. " Bagi Putra-putri Ndalem yang berhalangan hadir, bahkan Sinuhun PB XIII, juga diberikan nasi berkah, dianter ke rumah mereka masing-masing," jelas Gusti Puger.

Ditambahkan Gusti Puger, begitu acara Tahlil sudah selesai, bersama ke tiga putranya sekaligus menantu dan cucu, langsung segera ke Makam Ki Ageng Henis Laweyan, yang juga masih merupakan milik dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kalau di Solo, keraton mempunyai TPU khusus, yaitu di Komplek pemakaman khusus Ki Ageng Henis, leluhur dari berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Dinasti Mataram Islam terakhir. "Tahlil diakhiri dengan berziarah kubur ke makam Nden Ayu, di Pemakaman Ki Ageng Henis Laweyan," pungkas KGPH Puger. # Achmad Yani.