PW PII Yogjakarta Besar Membedah Sejarah Komunisme Di Indonesia

GUGAT news.com. Jogjakarta.

Yogyakarta. Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Yogyakarta Besar menggelar kegiatan Seminar Tematik bertajuk “Membedah Sejarah Komunisme di Indonesia". Bertempat di Graha Yayasan Kesejahteraan Ummat (YKU) Lantai 1, Kamis (30/09/2021)

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka momentum peringatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dan sebagai bentuk refleksi bagi generasi muda terhadap sejarah di Indonesia.

Dihadiri sekitar 40 pelajar dari berbagai daerah di Yogyakarta dan perwakilan dari ormas keagamaan seperti HMI. Acara berjalan antusias.

Gusti Rian, selaku ketua acara, menyampaikan, "selain memanfaatkan momentum bersejarah, ini sebagai bentuk refleksi, pelajar hari ini sudah seharusnya melek dan paham terhadap sejarah bangsa sendiri. PW PII Yogyakarta Besar ingin hal tersebut dapat terpantik melalui kegiatan ini,” ujar selaku panitia pelaksana.

Perjalanan sejarah komunisme di Indonesia sering dikaitkan dengan tragedi G30S/PKI. Bahkan hal ini seolah telah menjadi agenda tahunan yang diperingati setiap tahunnya. Namun, permasalahannya sejarah Komunisme tidak dapat dipahami secara lengkap, mulai dari akar hingga ia bubar.

Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19

Ketua Umum PW PII Yogyakarta Besar, Fajar Ibnu Sina Assidiki dalam menyampaikan, “Isu komunisme selalu diangkat setiap tahunnya. Namun, kesalahan kita yakni hanya memahami komunisme pada tahun 1965 saja. Sedangkan asal muasal dari komunisme luput dari perhatian. Padahal sejarah komunisme cukup panjang dan lebih kompleks daripada itu". Ujarnya. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pemahaman dan menyelesaikan problem tersebut.

Edi Suparwan, Pelaku Sejarah sekaligus aktivis Pelajar Islam Indonesia tahun 80an, mengatakan rekam jejak sejarah di Indonesia mengalami keterputusan antar periode. Sehingga membuat pemahaman generasi penerus terhadap sejarah tersebut bias dan tidak tersambung satu sama lain. “Sejarah di Indonesia tidak pernah tersambung, selalu terputus antar episodenya,” ujarnya dalam seminar tematik tersebut.#Naskah dan foto : Cherry.