Rangga salah satu peserta lomba Poster Perdamaian
GUGAT news.com. SUKOHARJO.
Menjadi anak penyandang disabilitas, fisik tuna rungu rupanya tidak
menjadi penghalang bagi si anak untuk bisa meraih banyak prestasi, hal ini karena peran orangtua sangat penting sekali dibutuhkan si anak, khususnya dalam hal ini ibu sebagai orang
terdekat.
Karya Rangga termasuk 10 karya terbaik dari ratusan peserta workshop menggambar Kemensos Direktorat Rehabilitasi Anak. Juli 2021
Adalah Rangga Arsa Wijaya yang kini penyandang disabilitas dari sejak lahir dan sekarang duduk dikelas 3 di
SLB-B YRTW Gumunggung, Gilingan, Banjarsari, Solo. Putra nomer dua dari pasangan suami istri Surya Dwi Wijaya dan Roberta Sangka Hayuningtyas ini ternyata mempunyai banyak prestasi.
Sore itu, Jumat (22/10/2021) sekitar pukul 16.00 WIB, Rangga kelihatan begitu asyik saat menggambar, tenang tanpa rasa mengeluh capek atau bosan seperti umumnya anak-anak seusianya. Paling hanya sesekali selalu melihat ibunya untuk meminta sesuatu, begitulah apa yang diperlihatkan Rangga kepada GUGAT news.com saat menemui ibunya. Roberta di Sanggar lukis Bobbo.
Karya Rangga mengantarkan pada juara satu
Melihat sekilas dari pandangan ibunya kepada Rangga, rupanya peran ibu kepada Rangga memang sangat besar sekali, sehingga faktor komunikasi menjadi bagian sangat penting.
Termasuk apapun tindakan yang dilakukan ibu juga menentukan anaknya karena bisa jadi memotivasi buat si anak.
Roberta menceritakan pengalamannya, bahwa awalnya dia bingung untuk berkomunikasi dengan Rangga karena sulit nyambung komunikasi nya yang berakibat Rangga menjadi mudah marah, karena apa yang diminta orangtua sulit memahami. Akhirnya,
Roberta menggunakan media menggambar untuk menjadi alternatif berkomunikasi.
Puluhan piala yang menjadikan koleksi Rangga Arsa Wijaya selaku pemenang lomba
Roberta selalu siapkan kertas termasuk alat alat menggambarnya. Ternyata putranya ini semakin lama bisa menikmati dan bila meminta sesuatu dia gambarkan, misalkan minta es krim maka Rangga menggambar es krim dan ditunjukkan ibunya. Dari Kebiasaan menggambar sebagai komuikasi ini ternyata hasilnya membawa proses menuju keahliannya menggambar.
“ Alhamdulillah piala menggambar ada 9 dan piala model 1 “ ujar Roberta bangga.
Tidak hanya menggambar saja, ternyata Rangga juga dikursuskan model juga. Untuk karya lukisan Rangga, banyak dipajang dirumahnya yang tinggal di Perum Pondok Permai di Tirisan, Makamhaji, Kartasura. Sukoharjo.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
Diantaranya bulan Juli 2021 kemarin karyanya termasuk 10 karya terbaik saat acara workshop menggambar dalam rangka hari Anak Kemensos Direktorat Rehabilitasi Sosial
Anak dengan tema “ Mimpi Anak Tangguh “ ditambah juga serta Juara I pada beberapa lomba menggambar antar penyandang Difabilitas dan beberapa piagam sebagai peserta
lomba menggambar umum.
Roberta mengakui karena tidak bisa menggambar, setiap Rangga sulit menggambar obyek
yang akan digambarnya maka Roberta hanya menunjukkan gambarnya yang ia cari di internet atau buku yang kemudian Ranggapun mulai menggambar dengan caranya sendiri. t
Pastinya sudah tanpa ada yang mengajari cara menggambarnya. Semua berkembang alami dan orisinil. Hanya Rangga saat ini memang harus banyak belajar tentang warna di sebuah sanggar yang tidak jauh dari Rumahnya di sekitar Makamhaji. #Naskah dan foto : Taufik.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Rangga Arsa Wijaya Disabilitas Berprestasi | Tags: Sosial Sosok
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »