Ratusan pemancing dari Soloraya saling perebutkan Ikan Nila 1 Kwintal yang ditebar di Segaran Taman Sriwedari Solo. Foto : Yani.
GUGAT news.com. SOLO.
Sepertinya cukup disayangkan, hanya untuk memperebutkan Ikan Nila sebanyak 100 Kg, ratusan orang pemancing sampai melupakan adanya Prokes Covid-19. Mereka rela berpanas-panasan dari sengatan matahari, suasananya yang berdebu, kotor dan kurang sehat. Berkerumun. Bukan hanya itu saja, Prokes Covid-19 dengan 3 M nya, banyak diterjang demi Ikan Nila yang pastinya tidaklah sebanding dengan mahalnya harga sebuah kesehatan di saat Pandemi Covid-19 sekarang ini. Sehingga saja Klaster Pancingan Sriwedari Tidak Terjadi.
Boleh jadi, mereka lupa apa memang sengaja dilupakan dengan kondisinya Kota Solo yang masih berada pada level 2, sehingga belum sepenuhnya Pelonggaran PPKM. Prokes Covid-19 Akan 3 M, mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer yang sepertinya tidak ada dari persediaan panitia, tetap bermasker dan menjaga jarak, sosial distancing serta physical distancing terpenuhi. Namun, tidaklah dalam suasana saat itu. Mancing gratis di Segaran Taman Sriwedari.
Tampaknya mereka merasa terpaksa atau memang sudah bosan, jenuh dengan kondisinya PPKM yang berkepanjangan itu. Sehingga meski masih level 2, dianggapnya sudah tidaklah beresiko akan masih adanya wabah virus Corona. Sebagai buktinya, kalau saja kudu bermasker, ya tetap dipakai, hanya saja banyak yang bermasker bukan menutup mulutnya, melainkan ditutupkan malahan pada dagunya. Memprihatinkan lagi, dipakai sebagai kalung.
Bisa dihitung dengan jari, adanya sarana alat cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, itupun bisa dilihat ada di depan warung. Artinya, sepertinya yang menyediakan pemilik warung bukan dari panitia. Menyedihkan, ada ratusan orang pemancing memadati Segaran Taman Sriwedari, namun sarana Cuci tangan seperti ditiadakan oleh panitia. " Begitu se kwintal ikan Nila di masukkan Segaran serta bagi Sembakonya, sepertinya panitia inti langsung pulang. Mungkin dianggapnya sudah rampung,"terang Dudung, pemancing.
Pastinya, tidak ada salahnya untuk urusan jaga jarak, bukan himbauan belaka, namun perlu adanya pembagian lokasi. Lokasi satu dengan lainnya, diberikan tanda dengan kapur atau cat. Sehingga bisa tertata rapi dan jaga jaraknya terpenuhi. Tidak seperti saat itu, sosial distancing serta physical distancing tidak terpenuhi. Jangankan 1 meter, 25 cm pun tidak ada. Justru jarak satu dengan lainnya, cukup rapat. "Suasana begini untuk menjaga jarak, juga Prokes Covid-19 cukup sulit. Ratusan orang pemancing memenuhi Segaran,"pungkas Dudung seraya tersenyum. #Yani.
Thanks for reading Semoga Saja Klaster Pancingan Sriwedari Tidak Terjadi | Tags: Sosial
« Prev Post
Next Post »