GUGAT news.com
Tembang lawas tak lekang oleh waktu. Meski berganti generasi lagu-lagu lawas tetap masih banyak diminati dari generasi masa kini.
Tembang-tembang lawas, seperti yang pernah dipopulerkan oleh dari Obbie Mesakh, Rinto Harahap, Bartje Van Houten, Pance Pondaag, Christine Panjaitan, dan Dian Piesesha, hingga kini masih diminati.
Salah satu tembang yang sempat populis pada masanya, adalah karya Togar Pangaribuan, berjudul ‘Jangan Salah Menilai’ -- yang saat ini kembali mendapat tempat di hati penggemar musik Indonesia.
“Komposisi musiknya simple, sehingga mampu membuat lagu ini mudah dicerna dan disukai masyarakat. Easy listening, dan liriknya sesuai dengan kehidupan nyata,” ujar penyanyi dan pencipta lagu, *Raka AB,* yang dihubungi melalui telpon seluler di Subang, Minggu (26/12/2021).
Berbicara soal musik, kata seniman serba bisa ini, pastinya tidak akan lepas dari masalah selera. Apakah musik pop, rock, jazz, country, blues, hip hop, bahkan sampai dangdut, semua kembali pada selera masing-masing.
“Termasuk soal zaman dari lagu-lagu yang kita dengarkan. Ada yang selalu mengikuti tren musik terbaru. Tapi tidak sedikit juga yang setia dengan lagu-lagu lama,” ujar penyanyi bernama lengkap Joni Januar CB ini.
Raka AB baru saja merilis single lagunya, ‘Jangan Salah Menilai.’ Lagu daur ulang (cover version) ini, menurut Raka, merupakan berkah berkarya semasa pandemic covid-19.
Selama pandemic, kata dia, banyak kreator yang kehilangan penghasilan, terutama seniman yang selama ini bergelut di seni pertunjukan.
“Harus kreatif. Jangan menyerah pada keadaan. Alhamdulillah walaupun situasi pandemic covid-19 saya masih bisa berkarya,” papar Raka, yang mengaku menyanyikan tembang ‘Jangan Salah Menilai’ ini, sangatlah enjoy.
Selain cover version, Raka AB mengaku juga merilis lagu karya sendiri. Untuk recording ia bekerjasama dengan Track Record Subang.
“Kreatifitas adalah tantangan seumur hidup. Teka-teki intelektual tanpa batas. Butuh konsisten dan berkesinambungan,” ujar penyanyi yang pernah menjuarai Festival Lagu Dangdut Tahun 1987 di salah satu radio swasta di Bandung ini.
Menjadi manusia, lanjut Raka AB, berarti menjadi makhluk kreativitas. Seni dan kreatif, serta kebebasan ekspresif, adalah sesuatu yang setiap orang mampu melakukannya.
“Kita makhluk kreatif. Seni adalah penggeraknya. Media yang sangat baik untuk membuka kesempatan, serta sarana berkomunikasi dengan orang-orang yang berpikiran sama,” ungkap seniman yang kini aktif membina generasi muda Subang melalui berbagai kegiatan seni.
Lagu-lagu karya Raka AB cukup lumayan. Selain dinyanyikan penyanyi lain, sebagian dinyanyikan sendiri. Beberapa karyanya, baik single maupun album, antara lain, ‘Bias Senja’, ‘Tergoda’, ‘Salam Jumpa’, ‘Putri Laut Selatan’, ‘Masih Peduli’, ‘Keliru’ dan karya lainnya.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
“Dari sebagian karya ini, saya juga akan melibatkan musisi lain, diantaranya Yan AS, dan Uci Bebasari, sebagai Pencipta Lagu, Yayat Imrona, dan Prie Keyboard, sebagai Penata Musik, serta SAS Record sebagai Labelnya,” terang Raka AB./*** Eddie Karsito
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Raka AB : Seni Merupakan Tantangan Dari Seumur Hidup dan Teka Teki Intelektual Tanpa Batas | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »