Yati Surachman bersama Coach Rheo, Pakar Kenetralan Mental (P.Kn.M)
GUGAT news.com. JAKARTA.
Sesuatu yang manusiawi jika kita mengharapkan perbuatan baik dibalas dengan baik. Namun, ternyata faktanya tak semua orang berkenan mau memperlakukan kita dengan sebaik yang kita harapkan.
Bukan hal mudah ketika kita sudah berusaha menyenangkan orang dengan tulus, akan tetapi malah dibalas dengan kekecewaan.
“Tapi kita semua bisa belajar jika kita tulus. Bersikap baik kepada orang lain dengan tidak mengharapkan hal lebih baik dari mereka,” ujar Yati Surachman, saat hadir di acara Syukuran Hari Ulang Tahun Ke-27 Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, di Perumahan Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi, Senin (18/04/2022).
Kekecewaan, menurut Dewan Pembina Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini, membuat kita belajar untuk bisa menjadi orang yang lebih kuat.
“Sebaliknya dengan kecewa, kita berusaha membuktikan kepada orang yang mengecewakan, bahwa kita bisa bahagia dan berdiri sendiri tanpa mereka,” ungkapnya.
Yati Surachman mengaku banyak belajar bagaimana melepaskan rasa kecewa setelah bertemu dengan Pakar Kenetralan Mental (P.Kn.M), Coach Rheo. Beberapa waktu lalu Yati sempat mengemukakan tentang seringnya ia menghadapi kekecewaan.
“Kemarin-kemarin itu aku ada sedih, ada kecewa, ada marah. Pernah mencoba untuk melupakan rasa kecewa. Tapi begitu masalah berusaha dilupakan, enggak sembuh. Yang benar seperti anjuran Coach Rheo, dibuang, dilepaskan. Dan memang setelah itu perasaan lebih enteng,” ujar aktris yang perannya di sejumlah film kerap menjual air mata ini.
Berawal dari memiliki keluhan, antara lain, sulit tidur. Tak sedikit memang orang menjadi susah tidur karena stress. Kondisi ini, papar Yati, mampu memicu kecemasan dan menyebabkan perubahan mood (suasana hati).
“Konsentrasi menurun. Akibatnya sering lupa. Padahal profesiku sebagai pemain (artis film dan sinetron) dituntut daya ingat yang prima. Tapi kayak cuma ngobrol doang sama Coach Rheo, pikiran lebih enteng,” akunya.
Dihubungi secara terpisah Coach Rheo menyampaikan, bahwa kecemasan, depresi, atau stres bisa membuat orang sulit konsentrasi, sehingga bisa menyebabkan sering lupa.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
“Kecewa hal manusiawi. Jangan terlalu lama disimpan. Habis itu lepaskan. Jangan di-sugar coating; dimanis-manisi padahal sebenarnya kita terluka. Jadi benar-benar dilepaskan biar hidup kita bahagia,” ujar Coach Rheo.
Coach Rheo memberi opsi baru, dengan melihat setiap masalah ibarat sampah atau koreng; kudis. Sampah diletakkan di manapun tetap sampah. Koreng; kudis ditutup-tutupi tetap buduk.
“Semua menimbulkan aroma tak sedap. Dikasih pewangi aromanya wangi. Tapi tetap borok. Busuk ya tetap busuk,” ujarnya.
Makanku praktis dan tidak ribet
Coach Rheo menganjurkan agar yang busuk-busuk dibuang. Sampah-sampah yang ada di dalam tubuh dikeluarkan. Sehingga ibaratnya tanpa pewangi pun tidak menimbukan boyak; bau busuk.
“Begitu juga masalah tidak cukup dilupakan. Nanti muncul lagi. Enggak akan sembuh. Yang benar dibuang. Lepaskan. Jadi di pikiran, di perasaan benar-benar kosong, ringan, gak ada beban,” ungkapnya.
Sebagai pakar, Coach Rheo berhasil menciptakan sebuah metodologi baru yang awalnya diterapkan pada dirinya sendiri. Ia berhasil membuang beban emosi dalam dirinya dengan konsep terapi ; DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance - Tension Releasing Therapy Online).
Coach Rheo menciptakan sistem yang sangat sederhana dilakukan. Namun memberi dampak luar biasa. Dia membuat gebrakan baru yang belum pernah ada sebelumnya di industri kesehatan mental./***
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Thanks for reading Kecewa Mampu Mengajarkan Tentang Ketulusan | Tags: Budaya Sosial
« Prev Post
Next Post »