Sumur makam GKR Sekar Kedhaton yang ada di Kampung Tegal Keputren, Pajang. Foto : Yan
GUGAT news.com. SOLO.
Adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedhaton, salah seorang Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya yang dikenal sebagai Mas Karebet atau Jaka Tingkir, Raja Kasultanan Pajang sekitar abad 15 lalu. Demi mendapati pujaan hatinya dibunuh oleh Sang Ayahandanya, malam itu juga Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya pun pergi lari keluar dari keraton.
Belum jauh dari keraton dan berada di sebelah timur keraton yang hanya sekitar 500 meter atau tepatnya berada di Kampung Tegal Keputren, masih dalam wilayah Kerajaan Pajang dan malam itu juga demi melihat adanya kubangan sumur, ngendhatlah, bunuh diri dengan mencebur ke dalam sumur Putri Ndalem Jaka Tingkir yang terkenal akan parasnya yang cantik.
Tak berselang lama, usai melarung jasad Raden Pabelan di Sungai Laweyan, dikejarlah bersama prajurit pengawal pilihannya. Begitu melihat fisik tubuh putrinya ada di dalam sumur tua, bukannya di tolonglah untuk diangkat ke atas, malahan ditimbunnya tubuh putrinya yang masih hidu itu dengan tanah. Tamatlah riwayat GKR Kedhaton.
Dan hingga sekarang ini, Sumir tua yang mempunyai panjang dua meter dan lebar satu meter yang persis ada di samping jalan Kampung Tegal Keputren, Pajang itulah hingga saat ini menjadikan pemakaman GKR Kedhaton. Sampai saat ini, nisan pusara yang berupa sumur tua dan di atasnya ada pohon Kamboja dan berada di depan samping pintu masuk rumah warga itu selalu ramai peziarah.
Seperti kebiasaan orang Jawa yang dikenal suka laku tirakatan prihatin, bisa dipastikan lagi berziarah kubur ke makam pelaku sejarah setiap jatuhnya malam'Anggoro kasih. Senin dan Kamis pada malam harinya dan jatuh pada pasaran Kliwon. Jadi Selasa atau Jum'at Kliwon. Termasuk ziarah makam ke GKR Sekar Kedhaton di Pajang.
Menariknya, malahan peziarah berdatangan dari berbagai daerah di luar Kota Solo sendiri. Tak jarang bukan datang hanya dari Demak dan sekitarnya, justru dari Surabaya, Jakarta, Bandung, Jawa Tengah juga Jawa Barat serta Jogjakarta. Bisa jadi, mereka tahunya dari sejarah. "Kalau masalah maksud dan tujuan mereka berziarah, kami tidak tahu. Begitu tabur bunga usai berdoa langsung pulang," papar Haris, warga setempat.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini Solusi Di Saat Pandemi Covid-19
Sepertinya, ditambahkan Haris (56) kebanyakan peziarah berdatangan dari berbagai daerah lantaran di lihat dari nomor polisinya tersebut, datangnya setiap hari Senin-Kamis malam. Begitu berdoa, tabur bunga dan pulang. Bisa jadi, karena ketiadaan juru kuncinya pada makam satu satunya yang ada di tengah perkampungan Tegal Keputren. "Ya ada satu dua orang warga setempat atau orang Solo yang datang hanya berdoa sejenak dan membersihkan rumputnya yang di atas pusara," pungkas Haris. # Yan 1
Thanks for reading Sumur Makam GKR Sekar Kedhaton Ada Di Pajang | Tags:
Budaya
Peristiwa
TERKAIT