Mba Yani penjual Sego Liwet di Kampoeng Batik Laweyan. Foto : Yan 1
GUGAT news.com SOLO
Puluhan bahkan ratusan tahun silam, keberadaan Sego Liwet, nasi putih di masak gurih dengan perasan air santan kelapa ini sudah mewarnai menu khas tradisional Kota Solo. Hanya saja, tidak sembarang orang mampu menikmati lezatnya Sego gurih Sego Liwet ini. Pasalnya, Sego Liwet saat itu dikenal sebagai salah satu menu istimewa kebanggaan Bangsawan, saudagar kaya dan para juragan batik Kampung Laweyan.
Kampoeng Batik Laweyan? Ya, kebetulan Kampoeng Batik Laweyan Solo ini ada sebelum Keraton Kasultanan Pajang berdiri di samping barat Laweyan. Dan Laweyan sendiri, sebelum Pajang berdiri adanya kerajaan, penduduk warga masyarakat Kampung Laweyan sendiri sudah dikenal sebagai kampung juragan batik. Pastinya dikenal sebagai kelompok saudagar kaya raya yang sepantaran dengan Bangsawan.
Kampung pedagang Sego Liwet pun, keberadaannya berkaitan dengan Kampung saudagar batik Laweyan. Adalah Kampung Duwet, Baki yang kini masuk wilayah Kabupaten Sukorejo, puluhan tahun sudah Kampung Duwet, Baki ini dikenal sebagai sentra pedagang Sego Liwet. Jarak Kampung Laweyan, Solo dengan Baki, Sukoharjo tak lebih dari 5 km ke arah selatan. Dan saat itulah yang biasa dan berani membeli Sego Liwet, bisa dipastikan lagi orang orang saudagar batik Laweyan.
"Saya ini sudah generasi ke tiga. Dari nenek setelah meninggal, dilanjutkan usaha dagang Sego Liwet nya oleh ibu. Begitulah seterusnya, begitu ibu almarhum gilirannya jualan Sego Liwet ke Kampung Laweyan saya lanjutkan hingga sekarang ini. Dan Alhamdulillah laris manis. Dari Duwet habis shalat subuh, sampai di Laweyan jam 05.30 wib....eee Jam 09.00 wib sudah habis." terang Mbak Yani yang membuka Sego Liwet nya pas ada di sebelah Timur jembatan Jongke Laweyan.
Kata ibu saya, lanjut Mbak Yani, puluhan tahun lalu yang berani membayar lezatnya Sego Liwet, kebanyakan orang-orang Laweyan sekeluarga. Masalahnya, saat itu Sego Liwet tidak sembarang orang mengkonsumsi. Masalahnya harganya mahal belum terjangkau untuk semua masyarakat, kecuali priyayi agung, bangsawan, saudagar dan juragan. "Sekarang ini, cukup hanya dengan Rp 7 ribu sudah bisa menikmati lezatnya Sego Liwet. Tapi dengan porsi secukupnya,"terang Mbak Yani.
Sego Liwet, diterangkan Mbak Yani, bisa jadi, selain memang untuk pembuatan Sego Liwet nya saja mahal biayanya juga banyak menelan waktu, sehingga sepertinya wajar saja kalau saat itu termasuk harganya cukup mahal. Di samping itu, belum banyak orang yang berekonomi kuat. Kebanyakan masih miskin dan makan Nasi Tiwul, sudah cukup mengenyangkan. " Saat ini, sudah banyak orang mampu sehingga Sego Liwet sudah merupakan hal biasa. Bahkan untuk sekali makan, meski hanya cukup Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu sudah cukup, kini lebih dari itu," urai Mbak Yani.
Adalah Sego Liwet, beras pada umumnya yang setelah dicuci bersih barulah dimasak dengan bersamaan perasan air santan kelapa yang menjadikan rasa gurih tersendiri dan beda dengan rasa nasi pada umumnya. Untuk sayur mayur nya, dari irisan tipis buah sayur labu Siam yang sudah dibumbui sebagai sayur sambal goreng Jepang. Ada telur rebus juga ada telur kukusan, Areh serta Ingkung ayam dibumbu kuning, ditambah rebusan cabe hijau, baru di makan. "Porsi tambahannya Sego Liwet, bisa dilanjutkan memakan Ketan Juruh, bubuk. Wuih sempurna...!"promosi Mbak Yani. # Yan 1.
Thanks for reading Sego Liwet Makanan Bangsawan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »