Ibu Yuliatmi Sri Sulastri, SPd bersama anak-anak asuhannya memberi bingkisan untuk Panti ashan Anak Yatim
GUGAT news.com
Adalah pesatnya tehnologi modern yang saat ini memang semakin membuat orang mudah untuk bisa berhubungan dengan orang lain, bahkan sepertinya semua bisa melakukan tanpa batas waktu dan ruang.
Anak-anak diajak berjualan uituk mencari donasi
Namun pada kenyataannya, semua kemudahan itu justru membawa
dampak perkembangan yang kebanyakan orang lebih menuju sifat individualitas. Sebagai akibatnya, menurunnya perilaku kepedulian sosial dimasyarakat.
Dan padahal kepedulian sosial
itu sebagian dari salah satu warisan kultur budaya yang ada di negara Indonesia ini.
Salah satu kegiatan hasil donasi diberikan kepada Lansia yang tidak mampu
Hal ini dialami seorang Guru Taman Kanak-kanak bernama Yuliatminingsih, SPd yang tinggal di Desa Banaran RT 04 RW 04 Grogol, Sukoharjo-Jawa Tengah.
Rasa sedih sangat dirasakan
saat didalam lingkungan dirumahnya ada sosok orangtua hidupnya susah serta adanya anak Yatim .
Menurut kisahnya dari ibu Yuliatmi keadaan prihatin itu sepertinya belum tersentuh atau disentuh tokoh masyarakat bahkan termasuk dari masyarakat keagamaan.
Kegiatan kepedulian lingkungan Anak-anak diajarkan membersihkan Masjid
Dari keprihatinan ini bu Yuliatmi hatinya mulai tergerak untuk memulai sebuah gerakan peduli lingkungan.
Melalui statusnya Guru Taman Pendidikan Al-Quran di Masjid Al-Firdaus yang tidak jauh dari
rumahnya di Banaran, Grogol, Sukoharjo mulailah bu Yuliatmi hari demi harinya memperkenalkan kepada anak-anak santri TPA tentang orang-orang yang tergolong susah ekonominya, bentuk bentuk musibah bencana alam, tentang anak Yatim dan tentang Lansia.
Dari proses itu anak-anak diperkenalkan mencari donasi karena ini sebuah proses pembelajaran maka tidak ada target jumlah donasi.
Bu Yuliatmi menceritakan kalau awalnya donasi itu minta donatur tapi lama-kelamaan merasa tidak nyaman . akhirnya memutuskan donasi mandiri dengan menerapkan program jualan makanan.
Anak-anakpun akhirnya diajak berjualan keliling dari rumah ke rumah dengan jajanan jualan seperti kroket, sosis, Arem-arem dan lainnya.
Hasil donasipun dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cara anakanak diajak menyerahkan donasi itu. Ada yang bentuk uang maupun paket sembako,
Program kepedulian yang diajarkan bu Yuliatmi ini sudah berjalan hampir 4 tahun hampir tiap tahun ada yang diagendakan penerima Donasi termasuk saat Pandemi Covid 19 dan
bencana alam yang.
Terakhir yang dilakukan membantu bencana gempa di Cianjur, Jawa
Barat. Dengan hasil laba jualan jajanan yang dilakukan anak-anak terkumpul dana sebesar Rp.600.000,-
Meski apa yang dilakukan bu Yuliatmi sebuah kebaikan karena menumbuhkan rasa peduli kepada anak-anak tetep saja beberapa wali santri ada yang keberatan dengan alasan anakanak masih terlalu kecil untuk melakukan kegiatann itu.
Makanku Makanan Sehat Siap Saji Masa Kini
Namun program ini terus berjalan
karena selama ini anak-anak merasa senang sekali bahkan sangat senang kalau mengunjungi panti Yatim bareng bareng naik kereta kelinci .
Harapan bu Yuliatmi dengan kepedulian yang diajarkan bisa tumbuh sampai nanti ketika anak-anak sudah dewasa selain itu sebagai Muslim memang seharusnya kepedulian kepada sesama harus terus dilakukan.
Kali Pepe Land Destinasi Wisata di Desa Banaran Gagaksipat Ngemplak Boyolali
Demikian pantauan Gugatnews
kepada sosok Guru TPA yang
mungkin tidak banyak Guru yang
melakukan mengajarkan tentang
kepedulian kepada orang yang
membutuhkan.
Dengan kesedehanaannya bu Yuliatmi yang selalu berjuang untuk anak-anak
mari kita support semoga kepedulian
lingkungan yang diajarkan bu Yuliatmi
bisa dilakukan Guru-guru TPA atau
Guru yang lainsehingga cinta
sesama ini bisa terus terwujud. #Taufik
Thanks for reading Yuliatmi Guru TPA Al Firdaus Banyak Ajarkan Peduli Sesama | Tags: Peristiwa Sosial
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »