Situs Bandar Kabanaran Sejarah yang terlupakan. Mangkrak Memprihatinkan
GUGAT news.com SUKOHARJO
Memprihatinkan! Itulah kesan kali pertama manakala melihat secara langsung kondisi peninggalan heritage bersejarah dari leluhur Kasultanan Pajang yang pada saat itu bertahta Sultan Hadiwijaya atau yang lebih populer dengan sebutan Mas Karebet atau Jaka Tingkir (1546) yaitu Bandar Sungai Kabanaran. "Ada bangunan permanen di bantaran Sungai Ngingas yang dipergunakan untuk berdagang,"jelas Dita mengawali pembicaraannya dengan GUGAT news.
Jembatan Bandar Kabanaran yang hanya bisa dilewati sepeda, motor dan pejalan kaki. Foto: Yani
"Memang, Sungai Ngingas yang dahulunya sekitar abad 15 jaman kejayaan Kasultanan Pajang dengan Rajanya Jaka Tingkir dikenal sebagai bandar, dermaga atau pelabuhan sungai yang dipakai untuk sarana perniagaan. Pastinya, puluhan kapal perahu dari berbagai daerah di nusantara'bahkan mancanegara berdatangan untuk berdagang. Sayangnya, kini mangkrak, kumuh dan kotor selain penyempitan lahan juga pendangkalan,"terang Dita, Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Desa Banaran, Grogol, Sukoharjo. Selasa (13/6) siang.
Dari semak belukar bantaran Sungai Banaran ini dibangun kolam renang untuk umum. Foto : Yani
Bandar Sungai Kabanaran ini membelah diantara Kota Solo dari Kabupaten Sukoharjo, atau lebih tepatnya dari sisi Selatan Sungai Kabanaran yang kini dikenal sebagai Sungai Ngingas masuk wilayah Banaran, Grogol, Sukoharjo. Sedangkan di sebelah Utara masuk wilayah Kampoeng Batik Laweyan, kampung tertua di Kota Solo. "Kalau saja BBWSBS peduli juga instansi terkait mau, bisa menjadikan destinasi wisata air tersendiri," harap Dita yang turut diiyakan oleh Silalahi, Kasi Pelayanan.
Sepertinya apa yang diungkapkan Dita cukup beralasan dan bagus. Artinya, Heritage bersejarah peninggalan Kasultanan Pajang ini bisa kembali dihidupkan sekaligus diuri Uri, sekaligus sudah tidaklah seperti ratusan tahun silam. Setidaknya bisa dipakai destinasi wisata air sekaligus sejarah. " Bisa sedikit area bibir sungai diperluas serta dangkalnya diketuk lagi guna menampung debit air. Pastinya yang lebih tahu Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Dinas Pariwisata," ujar Dita.
BBWSBS, lanjut Silalahi, pastinya bisa bekerja sama dengan Dinas PUPR, Pariwisata dan instansi terkait untuk masalah mewujudkan destinasi wisata air dan sejarah di bekas Bandar Sungai Kabanaran. Pastinya ditata apik sedemikian rupa layaknya lokasi wisata. Dahulu di Utara Bandar Kabanaran yang merupakan pasar tradisional, kini merupakan pasar batik. "Klop sudah, dari wisata air bisa dilanjutkan wisata belanja batik serta mengenal sejarah Kampoeng Batik Laweyan yang banyak peninggalan sejarah," tutur Silalahi.
Bantaran Sungai Kabanaran, masih menurut penuturan Silalahi, yang masuk di wilayah Kalurahan Banaran, Grogol, Sukoharjo ini, selain banyak dihuni rumah dengan bangunan permanen, malahan juga ada yang dipakai untuk wisata kolam renang keluarga dan untuk masyarakat umum. " Kolam renang itu sudah puluhan tahun ada di bibir sungai, sepertinya tidak pernah ditegur BBWSBS. Tak jauh dari kolam renang ada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ya juga di bantaran,' pungkas Silalahi. #Yani
Thanks for reading Butuh Perhatian BBWSBS Bandar Kabanaran | Tags: Sosial
« Prev Post
Next Post »