Jembatan Laweyan yang menuju ke Masjid Laweyan tampak bersolek
GUGAT news.com SOLO
Dikatakan Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono ( PB)XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Bulan Ruwah (Jawa) atau Syakban banyak memiliki keistimewaan, berkah tersendiri selain Bulan Ramadhan, puasa.
" Bulan Ruwah bagus sekali untuk Sadranan, tilik kubur leluhur atau ziarah ke makam leluhur sekaligus silaturahmi dengan sanak saudara yang lama tidak berjumpa, seperti halnya bulan Iedul Fitri. Juga adanya ritual sakral Padusan, pensucian diri dengan cara mandi basah atau junub. Intinya membersihkan diri secara fisik," tutur GPH Puger.
Ditambahkan Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, sebelum sehari atau dua hari menjelang datangnya bulan suci Ramadhan dilakukan ritual sakral Padusan yang mandi junub ini bisa dikerjakan di rumah atau pemandian umum, kalau keraton di Umbul Pengging zaman dahulunya. Sekarang Umbul Pengging bisa dipergunakan secara umum.
Sebelumnya ritual Padusan, lanjut Gusti Puger, bagi kampung kampung akan membersihkan masjid, surau atau langgar untuk persiapan ibadah shalat Taraweh sekaligus untuk kegiatan keagamaan di bulan Ramadhan. "Akan halnya dengan Masjid Laweyan yang ada di Kampung Batik Laweyan ini, dari jembatan menuju masjid juga di cat," papar Gusti Puger seraya menunjukkan ke arah jembatan Masjid Laweyan.
Dijabarkan Gusti Puger jika Masjid Laweyan itu merupakan masjid tertua di Solo atau bahkan Jogjakarta. Masjid Laweyan ada pada 1546 sedangkan Masjid Kota Gede yang dibangun Panembahan Senopati Dinasti Mataram Islam I, sekitar tahun 1600 setelah beliau meninggalkan Kerajaan Pajang untuk merintis menjadi raja di Kota Gede dari tanah perdikan pemberian Sultan Hadiwijaya Keraton Pajang.#Yani
Thanks for reading Berkahnya Bulan Ruwah | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »