Pusara Makam Gagak Pertolo Yang Ada di Kampung Belukan, Pajang, Solo.
GUGAT news.com SOLO
Lagi, peninggalan sejarah heritage leluhur Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya telah terabaikan. Pusara makam leluhur Gagak Pertolo Yang Ada di Kampung Belukan, Pajang. Sepertinya bukan saja hanya terabaikan, malahan tergusur dari padatnya rumah hunian penduduk. Padahal, lokasi makam sepertinya telah menempati hak atas lahan tanah milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Sepertinya, warga masyarakat setempat kurang begitu peduli dengan peninggalan leluhur agung tersebut. Sebagai buktinya, semula dahulunya ada akses masuk ke lokasi makam bersejarah itu, sekarang ini bukan hanya saja ditutup pintu kecilnya malahan di atas pagar setinggi satu meter itu dipasang pagar bambu. Lengkap sudah akses masuk ke area makam tertutup rapat.
Bukan hanya itu saja, kondisi makam peninggalan Kerajaan Kasultanan Pajang itu tampak tidak terawat sama sekali, kumuh dan kotor dengan banyaknya tumbuhan rumput rumput liar sehingga menutupi pusara makam.
"Bagaimana mana mau masuk dan membersihkan rumput rumput liar itu? Akses pintu masuk saja sudah ditutupi. Dahulunya ada pintu kecil untuk keluar masuk ke area makam Gagak Pertolo ini, sekarang ini kok sudah tertutup dengan bangunan tembok. Kami sendiri tidak tahu kok bisa begitu. Padahal dulunya makam Gagak Pertolo ini terawat bersih jauh dari kesan kotor apalagi menyeramkan," urai Subur (41) warga setempat.
Dikisahkan Subur, berdasarkan cerita turun temurun dari orang orang tua di sekitar Kampung Belukan, adalah Gagak Pertolo merupakan prajurit tangguh dan sakti mandraguna dari Kerajaan Kasultanan Pajang. Makam satunya merupakan makam Kuda putih tunggangan Gagak Pertolo Yang juga merupakan kuda istimewa layaknya Gagak Rimang, kuda sakti milik Gusti Haryo Penangsang yang dibunuh utusan Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir.
"Dahulunya banyak pengunjung, peziarah yang datang dengan berbagai tujuan sambil melantunkan bacaan ayat suci Al Quran. Sebelum meninggalkan pusara makam, biasanya mereka melakukan tabur bunga di atas pusara. Dan kondisi area makam Gagak Pertolo masih terawat rapi, bersih tidak seperti sekarang ini, mangkrak," ujar Subur, prihatin.
Dalam kesempatan itu, Subur berharap sekali akan adanya wujud kepedulian yang berwenang, bisa jadi dari RT, RW, Lurah dan camat syukur hingga Mas Gibran Rakabuming Raka, walikota Surakarta yang sekarang ini. Syukur bisa dikategorikan masuk ke ranah Cagar budaya atau Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).
" Di Kampung Belukan, Pajang khususnya ini masih ada beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Kasultanan Pajang. Ki Ageng Henis cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam, Ki Ageng Belum, Makam GKR Sekar Kedhaton, Gagak Pertolo serta nama kampung di masa Pajang. Kalau diteliti lebih jauh, mungkin bekas Keraton Pajang bisa ditemukan situsnya,"pungkasr Subur, serius. #Vin
Thanks for reading Gagak Pertolo Peninggalan Sultan Hadiwijaya Yang Terabaikan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »