Arak-arakan Malam Selikuran, Keraton Surakarta. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO.
Malam Selikuran yang biasa diperingati oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sepertinya kali ini Minggu (31/4) tampak menarik. Puluhan atau bahkan ratusan aparat keamanan disiagakan di depan halaman Pintu Kori Kamandungan, baik yang berseragam maupun tidak.
Begitu selesai shalat tarawih dari Masjid Paromosono Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sekitar pukul 20.00 WIB, arak-arakan untuk menyambut Malam Selikuran yang digelar oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat disiagakan di Sasana Sumewa Pagelaran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Sinuhun PB XIII di atas kursi roda yang didorong oleh istri dan kerabat. Foto: Yani
Tak lama kemudian, keluarlah rombongan Sinuhun PB XIII dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, lantaran kondisi Sinuhun sakit, beliau harus menggunakan kursi roda yang didorong langsung oleh sang isteri bersama kerabat menuju Sasana Sumewa Pagelaran.
Dari Kori Kamandungan, masuk ke Sitihinggil Lor turun ke bawah Sasana Sumewa Pagelaran dan selanjutnya dengan mengendarai mobil, Sinuhun PB XIII langsung menuju Taman Sriwedari untuk memimpin ritual sakral Malam Selikuran.
GKR Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung, Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Bersamaan dengan itu, iring iringan Tumpeng Sewu, oncor, lampu minyak atau lampu Ting, hadrah serta puluhan rombongan ulama mulai diberangkatkan dari Sasana Sumewa Pagelaran untuk menuju Gladag, jalan Slamet Riyadi terus ke barat hingga akhirnya selesai masuk di Kebon Rojo, Taman Sriwedari yang menempuh jarak tidak kurang 5 km.
Tak lama kemudian, diberangkatkan pula iring iringan Malam Selikuran dari Lembaga Dewan Adat ( LDA) yang dimotori oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung, diawali oleh Devile Drumband Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Tumpeng Sewu, Ting, lampu minyak, lampion, barisan ulama dan hadrah yang dendangkan shalawat nabi.
Dimulai dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, belok kanan untuk mengelilingi Kampung Baluwarti atau Cepuri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang masih dalam tembok Benteng Baluwarti, keluar keraton dari Kori Brojonolo, ke kiri menuju Supit Urang kulon hingga masuk Serambi Masjid Agung. Tidak kurang 3-4 km dilewati arak arakan Malam Selikuran yang digelar Gusti Mung.
Begitu memasuki Serambi Masjid Agung, di tengah tengah atau di depan pengunjung yang sudah memenuhi serambi masjid, Tumpeng Sewu diletakkan untuk didoakan bersama. Sebelumnya, KP Edhie Wirabhumi suami Gusti Mung membacakan sejarah tentang Malam Selikuran. Malam penuh berkah yang kebaikannya sama dengan 1000 bulan.
Peristiwa yang ribuan tahun silam di jalani oleh Rasulullah Muhammad SAW turun dari Jabbal Nur atau Gunung Nur yang disambut dengan penjemputan keluarga Nabi Muhammad SAW dan sahabat dengan penerangan oncor atau obor serta makanan. Kini, perjalanan Rasulullah itu di I'tiba langsung oleh Dinasti Mataram Islam Panembahan Senopati hingga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan sebutan Malam Selikuran.
Selesai didoakan oleh ulama Masjid Agung di Serambi Masjid, tidaklah lama kemudian Tumpeng Sewu pun langsung dibagikan. Bahkan saat itu, bukan hanya turut menikmati lezatnya Tumpeng Sewu berupa nasi gurih, telur, timun dan kedelai hitam serta lombok hijau, Putri Ndalem Sinuhun PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itupun juga turut membagikan Tumpeng Sewu kepada pengunjung. #Vin.
Thanks for reading Keraton Gelar Malam Selikuran 2 Kali | Tags: Peristiwa Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »