Cungkup makam Raden Pabelan (coklat) di antara Gedung BTC. Foto: Yan
GUGAT news.com SOLO
Boleh jadi, hampir kesemuanya orang pengunjung ke Beteng Trade Center (BTC) Pusat Grosir Solo baik itu textile ataupun barang lainnya, tidak akan pernah mengira jika di area BTC ada peninggalan sejarah Kasultanan Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam, adalah makam Raden Pabelan.
Ya, di area BTC Solo itu memang benar adanya jasad makam leluhur yang usianya sudah ratusan tahun silam. Adalah makam Raden Pabelan, salah satu Putra dari Tumenggung Mayang, abdi dalem kinasih yang tersayang dari Sultan Hadiwijaya. Hanya saja , cukup berbeda jauh sikap anak dan bapak itu. Layaknya langit dengan bumi.
Tumenggung Mayang abdi dalem Keraton Kasultanan Pajang yang sangat disayangi dan dihormati sang raja Joko Tingkir dan tokoh masyarakat di Desa Mayang. Lain halnya dengan putranya, Raden Pabelan terkenal sangat gagah, tampan dan berwibawa. Hanya saja, senantiasa berperangai buruk. Dengan ketampanannya, Raden Pabelan biasa mempermainkan wanita Desa Mayang.
Mau gadis, janda atau isteri orang yang jatuh cinta kepadanya, langsung dipermalukan dan ditinggalkan begitu saja setelah selesai bercumbu rayu. Ketampanan Pabelan itu akhirnya hingga masuk istana dan di dengar oleh salah satu Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya, adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedhaton yang turut kepincut untuk bisa bertemu dengan Raden Pabelan, pujaan hatinya.
Niat Tumenggung Mayang hanya ingin memberikan semacam pelajaran kepada Pabelan, anak nya. Namun justru terjadi insiden yang cukup fatal. Dibunuhnya Raden Pabelan dan dipenggal lehernya manakala kedapatan berhasil masuk Istana Kerajaan Pajang dan berbuat zina dengan GKR Sekar Kedhaton, Putri Ndalem Sultan Hadiwijaya.
"Bukan hanya dibunuh dan dipenggal lehernya saja, melainkan jasadnya tubuh Pabelan pun dilarung, dihanyutkan ke Sungai Brojo, Pajang hingga hampir Bengawan Solo. Begitu ditemukan oleh Ki Ageng Solo, dimakamkan di tempat yang sekarang ini disebut Batangan. Ini nama berkait dengan Raden Pabelan," terang GPH Puger.
Dalam mimpinya Ki Ageng Solo, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini, didatangi sosok Raden Pabelan yang minta dikuburkan layaknya manusia pada umumnya. Hanya saja, tidak menyebutkan jati diri nya sebagai Putra Tumenggung Mayang, Raden Pabelan.
Paginya, masih menurut penuturan Gusti Puger, langsung Ki Ageng Solo memenuhi permintaan dari mimpinya tersebut, memakamkan jenazah seseorang yang tidak dikenal namanya. Lantaran tidak diketahui namanya, Ki Ageng Solo pun menganggapnya telah mengubur batang ( Jawa) atau bangkai. Seiring perkembangan zaman, disebutlah nama daerah pemakaman Raden Pabelan itu dengan sebutan BATANGAN sampai saat ini. #A.A. Yani
Thanks for reading Makam Leluhur Raden Pabelan Di Area BTC Solo | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »