Gapura pintu masuk ke Makam Tumenggung Hendronoto. Foto: Yani
GUGAT news.com SOLO.
Meskipun suasana pada siang hari, Rabu (17/4) sekitar pukul 12.30 WIB, namun suasananya makam yang tidak jauh dari jalan raya Dr Rajiman, Laweyan, Solo ini tampak sepi dan angker. Makam tokoh sakti mandraguna di jaman kerajaan Kartasura Hadiningrat Amangkurat II (1680), Raden Tumenggung Hendronoto.
Hanya saja, keberadaannya cukup disayangkan. Bagaimana tidak? Makam leluhur yang usianya sudah ratusan tahun dan bahkan bisa dikategorikan sebagai cagar budaya, malahan tampak kumuh dan kotor. Baik dari luar cungkup makam atau halaman, juga di dalam pusara makam. Banyak kotoran tahu tikus berserakan.
Padahal, nilai sejarah, historis nya cukup tinggi. Adalah Raden Tumenggung Hendronoto, tokoh sakti mandraguna, ahli perang dan telik sandi, kalau sekarang dikenal sebagai Ketua Badan Intelijen Negara (BIN). Raden Tumenggung Hendronoto ini merupakan BIN tempo dulu, Keraton Kartasura Hadiningrat.
Diceritakan Mbah Joyo (73) warga Kabangan, Bumi, Laweyan yang tak jauh dari lokasi makam, memang puluhan tahun silam Makan Raden Tumenggung Hendronoto ini banyak diziarahi orang dari berbagai daerah di luar Kota Solo. Mereka berziarah ngalap berkah dengan maksud dan tujuan masing-masing.
"Sekitar dua puluhan tahun silam, saat masih ada juru kunci Mbah Karyo Putri yang kini sudah meninggal, banyak peziarah berdatangan, sekarang sepi dan malahan tampak kurang terawat. Baik halaman maupun di dalam cungkup makam Raden Tumenggung Hendronoto. Justru berkesan angker,";terang Mbah Joyo.
Tahun 2017, lanjut Mbah Joyo, sebenarnya tanah pemakaman itu mau dirubah menjadi sarana pertamanan, Taman cerdas. Mungkin belum ada kesepakatan dengan pihak Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau mereka para warga yang banyak tinggal di sekitar makam. Ya, akhir pembuatan taman cerdas hingga sekarang ini tidak jadi dibangun.
Dulu, masih menurut penuturan Mbah Joyo, suasana makam Hendronoto itu tampak bersih tidak kumuh seperti saat ini. Bahkan banyak emak emak yang datang untuk menemui Mbah Karyo Putri untuk minta doa restu. Mohon didoakan agar putra putrinya yang balita dan selalu rewel, bisa anteng, tenang dan nyaman. Pastinya tidak rewel.
Bukan hanya itu saja, tidak sedikit emak emak yang datang minta di suwuk, disapih. Artinya, anak anak balitanya yang sudah lebih dari 2 tahun namun masih mengempeng, netek payudara ibunya, minta dipisahkan agar tidak netek susu ibunya lagi. Menariknya, setelah usai didoakan Mbah Karyo Putri banyak yang terkabulkan. # Yan 1.
Thanks for reading Makam Tumenggung Hendronoto Mangkrak dan Kumuh | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »