Hampir Semua Wong Laweyan Itu Miliki Mushola Sendiri

Juli 14, 2024
Minggu, 14 Juli 2024


 Mihrab untuk pengimaman ibadah shalat di salah satu musholla rumah saudagar batik Laweyan. Foto : Yani.

GUGAT news.com SOLO.

Di rumah rumah kuno yang masih tersisa dari peninggalan mereka para pedagang atau saudagar batik Laweyan, bisa dipastikan lagi akan dijumpai bangunan di atas yang menjorok ke luar dari tembok, yaitu Mighrab tempat pengimaman shalat.

"Dahulunya, banyak sekali bahkan hampir di setiap rumah di Laweyan bisa dipastikan lagi memiliki musholla sendiri. Saat itu, hampir semua Wong Laweyan adalah pengusaha batik. Seiring perkembangan zaman, kini musholla di rumah Laweyan bisa dihitung dengan jari. Sudah banyak dibangun, termasuk rumah rumah antik juga mulai berkurang,"jelas Rosyadi (77) asli warga Laweyan.

Bisa jadi, lanjut Rosyadi, nantinya Kampung Batik Laweyan, kampung tertua di Kota Solo itu tinggal menjadi kenangan tersendiri. Artinya, seiring perkembangan zaman rumah rumah kuno peninggalan leluhur  kini mulai tergusur dengan situasi jaman sekaligus perekonomian yang terus berkembang. Sehingga perlu dana khusus untuk merawat rumah bersejarah Kampung Laweyan.

Ditambah Rosyadi, bukan pihaknya warga kampung batik Laweyan tidak mau disalahkan Lantara terpaksa harus menjual rumah rumah peninggalan leluhur yang masuk kategori cagar budaya dan dilindungi. Namun, mau bagaimana lagi, putra putri keturunan saudagar batik Laweyan itu juga perlu tambahan biaya, sehingga mau tidak mau harus dijual. Dampaknya, oleh pembeli bukannya diuri- uri dan dilestarikan. Dirubah dengan gaya bangunan milenia.

"Jangan salahkan kami sebagai ahli waris yang terpaksa harus menjual rumah warisan leluhur yang memiliki nilai historis sangat tinggi itu. Kami jual, pemerintah tidak berkenan membeli untuk dilestarikan, ya sudah dibeli swasta dan dirubah wujud bangunan bersejarah nya. Sehingga bangunan kuno di Laweyan ini mulai bisa dihitung dengan jari. Mungkin tidak ada 50 an yang dahulunya semua merupakan bangunan antik," ujar Rosyadi prihatin.

Sehingga Rosyadi juga tidak mau disalahkan jika bangunan musholla peninggalan leluhur yang terkategori kan masuk Cagar Budaya, kini mangkrak tidak berfungsi untuk jamaah shalat, melainkan hanya dipakai untuk gudang, penyimpanan barang dagangan. Ironi memang, satu sisi berharap lestari karena memiliki heritage bersejarah cukup tinggi, di sisi lain perlu juga masalah dana untuk pekerjaan sekaligus kehidupan setiap harinya.

" Nantinya Kampung Batik Laweyan yang tertua di Kota Solo, hanya akan meninggalkan Masjid Laweyan tertua di Solo dan masjid bersejarah lainnya serta makam cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam dan kuburan kuno lainnya. Beberapa gang gang sempit juga sungai sungai tua sekaligus Bandar Kabanaran, pelabuhan sungai di jaman Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam," jelas Rosyadi, serius. #Yani.

Thanks for reading Hampir Semua Wong Laweyan Itu Miliki Mushola Sendiri | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS