Gara Gara "Giyanti" Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Pecah

Juli 18, 2024
Kamis, 18 Juli 2024


 Di bawah pohon beringin inilah penandatanganan perjanjian Giyanti dilakukan oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) III, Mangkubumi yang dibantu VOC setelah selesai melakukan pemberontakan dan meminta bagian dari wilayah kekuasaan Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1755). Foto: Yani.

GUGAT news.com KARANGANYAR 

Dikonfirmasi masalah seputar adanya perjanjian Giyanti, Kamis (18/8) sambil diskusi siang hari di Wedangan Plengeh, Laweyan, Solo, bersama tokoh tokoh masyarakat kampung batik Laweyan, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger menegaskan, jika banyak keuntungan diperoleh Kompeni VOC sang pengadu domba serta Pangeran Mangkubumi yang merupakan paman sendiri dari Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, banyak diuntungkan.

"Setengah dari wilayah kekuasaan Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dari Sungai Opak yang ada di sebelah barat dari Candi Prambanan karena tekanan VOC dan pemberontakan Pangeran Mangkubumi harus diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi. Sedangkan Sungai Opak ke timur masih menjadi wilayah kekuasaan PB III. Sehingga Mataram Islam pecah menjadi dua setelah dari sepeninggalan Sultan Agung Hanyokrokusumo 

GPH Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang juga adik kandung PB XIII. Foto : Yani.

Saat berada di Keraton Kartasura, lanjut Gusti Puger panggilan akrab GPH Puger, dan sebagai Rajanya Sinuhun PB I memiliki putra mahkota yang akhirnya menjadi Sinuhun PB II Keraton Kartasura Hadiningrat. Selain itu, Sinuhun PB I juga memiliki putra dari garwa ampil atau selir yaitu Mangkubumi. Sehingga PB II dengan Mangkubumi itu kakak' beradik, termasuk RM Said yang di kemudian hari dikenal sebagai Mangkunegara I itu bersaudara.

Pindahlah ke Solo atau Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (1745) setelah porak poranda nya Keraton Kartasura Hadiningrat dari adanya gegeran Pecinan Mas Garrndi (1743). Ngedatonlah Sinuhun PB II di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan wafat pula di keraton yang langsung kekuasaan diambil alih Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Disinilah kali pertama Mangkubumi mulai menjalankan aksi buruknya.

"Bekerja sama dengan RM Said dan mendapatkan bantuan dari VOC Belanda, mulailah mengadakan perlawanan terhadap kewibawaan dan Sinuhun PB III. Dikeroyok Mangkubumi sang paman, kerabat Ndalem RM Said dibantu VOC Belanda, menyerahkan PB III dengan segala konsekuensinya aturan VOC Belanda. Terjadilah perjanjian Giyanti di Karanganyar (1755). Pecahlah Dinasti Mataram Islam terakhir, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat harus memberikan setengah wilayah dari kekuasaan nya diberikan Mangkubumi yang akhirnya menjadi Kasultanan Jogjakarta Hadiningrat dengan rajanya Sultan Hamengku Buwono (HB) I," terang Gusti Puger.

VOC Belanda, masih menurut penuturan Gusti Puger, banyak sekali diuntungkan lantaran siasat adu domba nya, mengadu PB III dengan Pangeran Mangkubumi yang juga dibantu RM Said. Diantaranya, PB III harus mau mengampuni para bupati yang membangkang membantu VOC menerangi keraton, lahan tanah di Pantura yang dikuasai VOC tidak boleh diminta lagi termasuk sebagian tanah di Madura. 

Disinilah setelah berakhirnya Dinasti Mataram Islam dari kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo, tegas Gusti Puger, Jawa terpecah belah menjadi dua kerajaan. Kasunanan Surakarta Hadiningrat Dinasti Mataram Islam dan Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Belum selesai dari insiden itu semuanya, 1757 giliran Raden Mas Said yang akhirnya juga minta jatah kepada Sinuhun PB III dengan perjanjian Salatiga.

"Dengan lahan tanah perdikan sedikit pemberian Sinuhun PB III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di wilayah Solo Utara serta Wonogiri dan Karanganyar berkat perjanjian Salatiga yang kembali dibantu VOC dan Mangkubumi, RM Said mendirikan Kadipaten Mangkunegaran dengan bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara I. Juga Paku Alam Jogjakarta. Sehingga Dinasti Mataram Islam terakhir yaitu Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kasultanan Jogjakarta, Pakualaman Yogyakarta serta Mangkunegaran itu merupakan bagian dari Dinasti Mataram Islam Kasunanan Surakarta Hadiningrat," urai GPH Puger, tentang sejarah Dinasti Mataram Islam. #Yani.

Thanks for reading Gara Gara "Giyanti" Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Pecah | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS