GPH Puger di lokasi Bandar Kabanaran Solo dan Sukoharjo. Foto : Yani
GUGAT news.com SUKOHARJO
Kepada GUGAT news, beliau salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, berharap, lebih halusnya lagi memohon dan sekaligus meminta dengan sangat, pasalnya untuk kepentingan positif orang banyak, bukan untuk pribadinya, melainkan untuk kepentingan orang banyak baik Solo maupun Sukoharjo.
" Bukannya Menggugat, saya pribadi hanya memohon dan berharap kepada Presiden Jokowi dan Mas Gibran, karena hanya beliaulah yang sanggup menyelesaikan masalah heritage peninggalan sejarah yang mangkrak ini. Sejarah Kasultanan, Pajang Sultan Hadiwijaya, Joko Tingkir untuk kepentingan orang banyak. Bandar Kabanaran, khususnya bagi Kampung Laweyan dan Banaran, Solo dan Sukoharjo khususnya, Indonesia umumnya,"papar GPH Puger, serius.
Sudah puluhan mungkin ratusan tahun, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, apalagi dengan adanya pembuangan tak bertanggung jawab dari limbah pabrik, semakin menjadikan pencemaran tersendiri aliran arus Sungai Jenes, Situs Bandar Kabanaran ada di dalamnya. Memprihatinkan, air dangkal berbau limbah, sehingga terjadi lah pendangkalan sekaligus penyempitan lahan.
Nah, dari pendangkalan serta penyempitan lahan Sungai Jenes serta Bandar Kabanaran inilah yang mampu menyelesaikan solusinya hanya Presiden Jokowi dan Mas Gibran Rakabuming Raka. Setidaknya, tidaklah mungkin bisa kembali seperti 500 tahunan silam, sebagai Bandar Kabanaran, lokasi sirkulasi ekonomi di Jaman kejayaan Kasultanan Pajang.
Hanya saja, situs Bandar Kabanaran perlu perhatian tersendiri dari pemerintah dan sekali lagi, hanya beliaulah Presiden Jokowi dan Mas Wali Gibran yang bisa dan mampu. Artinya, Bandar Kabanaran dibenahi selain merupakan heritage peninggalan sejarah tersendiri diperuntukkan sebagai destinasi wisata air selain wisata batik dan religi, Makam tua, Ki Ageng Henis.
" Kenapa Pak Jokowi dan Mas Gibran? Pastinya tidak mudah untuk garapan menyelesaikan sekaligus menjadikan destinasi wisata air bekas Bandar Kabanaran, banyak melibatkan instansi pemerintah dan inilah yang hanya Presiden dan Walikota Surakarta yang jelas jelas mampu. Dari Agraria, BBWS Bengawan Solo, Dinas Pariwisata dan yang lainnya, termasuk Bupati Sukoharjo," urai Gusti Puger.
Bisa jadi, dimulai dari jembatan Jongke yang kebetulan Pasar Jongke nya bagus, indah sekali. Jembatan Jongke terus ke timur sampai Jembatan Baron Kecil, diperdalam sungainya serta sedikit perlebar bantaran sungai kanan kiri yang masuk wilayah Solo dan Sukoharjo. Selanjutnya dari bantaran sungai bisa dimanfaatkan untuk UMKM penunjuk wisata air dengan perahu perahu kecil.
Dimaksudkan agar wisata ke Kampung Batik Laweyan bukan hanya melulu masalah batik dengan beragam coraknya, namun juga ada setidaknya destinasi wisata air. Bahkan mendukung sekali akan adanya heritage peninggalan sejarah Pajang dan Kampung Laweyan Kampung Tertua di Kota Solo, kembali dihidupkan. Semacam Bunker, Mushola di setiap rumah di Laweyan dan pastinya masih banyak sekali.
"Sekali lagi, saya Gusti Puger sangat berharap sekali dengan Presiden Jokowi dan Mas Gibran untuk berkenan membenahi mengembalikan wibawanya Bandar Kabanaran tempo dulu. Sumonggo Pak Jokowi dan Mas Gibran, warga masyarakat Kota Solo dan Sukoharjo sangat berharap adanya destinasi wisata air di Bandar Kabanaran," ungkap Gusti Puger berharap. #Yani.
Thanks for reading Gusti Puger : Hanya Presiden Jokowi Juga Mas Gibran Yang Bisa | Tags: Peristiwa Budaya
« Prev Post
Next Post »