Ndalem Dipo Kusumo yang dahulunya mau dipakai Hangabehi persiapan Jumeneng Noto sebagai Sinuhun Paku Buwono, namun batal dan telah ditempati oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPH Adp) Dipo Kusumo. Foto: Yani.
GUGAT news.com SOLO
Sayangnya sore itu, Senin (22/7) GUGAT news tidak berhasil untuk menjumpai KGPH Adp Dipo Kusumo, Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII, sehingga tidak bisa melukiskan dan menceritakan secara detail akan Ndalem Hangabehi yang saat ini ditinggali oleh salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII yang juga adik Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Assalamualaikum... apakah bisa bertemu dengan Gusti Dipo, panggilan akrab KGPH Adp Dipo Kusumo?"tanya GUGAT news kepada muda mudi yang ada di ruang tamu Ndalem Dipokusumo. "Bapak belum pulang dan masih bekerja, sudah ada janjian ketemu?"tanya remaja putri yang bisa jadi salah satu Putri dari Gusti Dipo.
Tak berapa lama kemudian, GUGAT pun mohon ijin, pamit keluar dari teras Ndalem Dipo Kusumo. Saat bertanya tanya kepada para muda mudi di ruangan tamu yang cukup besar itu, tampak beberapa lukisan berukuran besar yang memperlihatkan sosok Sinuhun Paku Buwono XII serta pernak pernik semacam barang antik tersusun rapi di rak tamu.
Yang jelas, dahulunya saat bertemu dengan Gusti Dipo di sekitar halaman Kori Kamandungan, diceritakan jika rumah itu dikenal sebagai Lojen atau Loji rumah mewah di jaman keraton yang diperuntukkan kepada Hangabehi yang dipersiapkan Jumeneng Noto sebagai Raja Sinuhun Paku Buwono. Dibangun bersamaan dengan Ndalem Sasana Mulya sekitar awal abad 18 jaman Sinuhun PB IV.
Berarsitekturkan perpaduan antara gaya eropa Belanda dengan ukiran kayu jati khas Jawa, Solo khususnya. Lahan bangunan lebih tinggi dari Ndalem Sasana Mulya, sehingga ada beberapa tangga semen naik menuju teras Ndalem. Dari sini ada semacam 3 pintu masuk menuju ruang tamu berukuran besar sekali.
Khusus untuk pintu kayu jati berukiran khas Jawa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan berukuran besar serta tinggi menggambarkan rumah atau Ndalem tersebut bisa dipastikan lagi milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ratusan tahun silam, bisa jadi kalau bukan rumah milik pedagang atau saudagar Batik Laweyan, Solo yang serba besar, berukiran kayu jati, pastinya milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Di Kota Solo, sepertinya hanya di Kampung Batik Laweyan lah hingga sekarang ini yang masih banyak dijumpai rumah rumah kuno dan antik. Bukan tanpa alasan, keberadaan Kampung Laweyan ini lebih tua dari berdirinya Dinasti Mataram Islam Panembahan Senopati Kota Gede ( 1601) Bahkan Kampung Laweyan juga lebih tua dari Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam. #Yani.
Thanks for reading Ndalem Hangabehi Kini Ditinggali KGPH Adp Dipo Kusumo | Tags: Budaya Sosial
« Prev Post
Next Post »