Eyang Bah Baki Surya Alam dan istrinya dimakamkan dalam satu pusara di Desa Bentakan, Baki, Sukoharjo. Foto ; Yani.
GUGAT news.com SUKOHARJO
Diterangkan Mbah Sukiyo, juru kunci makam Eyang Bah Baki Surya Alam, prajurit perang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sinuhun Paku Buwono (PB ) IX Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berdarah Tionghoa, Cina, namun rasa nasionalisme terhadap keraton tidak perlu diragukan lagi.
" Semasa mudanya pernah bertempur perang melawan Belanda di Gawok, area yang sekarang ini dipakai sebagai Pasar Rakyat Gawok Sinuhun PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kabarnya, meski prajurit Cina namun terkenal sakti dan jago perang. Untuk masalah muslim dan tidak nya, saya tidak tahu. Sehingga dijuluki Babah Kyai Baki Soreng Alam atau Surya Alam dan kok bisa jadi prajurit keraton," ujar Mbak Sukiyo juru kunci makam yang sudah puluhan tahun.
Dari cerita turun-temurun, lanjut Mbah Sukiyo, Kyai Babah Baki Soreng Alam ini, dahulunya pada sekitar tahun 1827 menjadi prajurit laskar Pangeran Diponegoro yang sangat ampuh di medan peperangan dalam peperangan di Gawok, Baki, Gatak dan sekitarnya. Perang Jawa yang dikenal Pangeran Diponegoro sebagai panglimanya sekitar (1825-1830). Mungkin karena meninggal di sini, ya dimakamkan di Bentakan, Baki.
"Saya sendiri tidak tahu, kenapa makam Eyang Kyai Babah Baki ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai kota di luar Kota Solo sehingga banyak yang menginap di pendopo samping kanan makam. Yang saya tahu dari orang orang tua, yang datang ngalap berkah di makam Eyang Kyai Babah Baki itu kebanyakan pejabat dan pedagang. Lha mereka yang ziarah itu siapa saya tidak berani bertanya. Saya hanya memandu saja," jelas Mbah Sukiyo.
Yang pasti, setiap datangnya Bulan Syuro, masih menurut penuturan Mbah Sukiyo, banyak peziarah berdatangan di makam Eyang Kyai Babah Baki Surya Alam ini, pastinya dengan beragam kepentingan dan keperluan. Cukup membawa dupa Cina Gunung Kawi dinyalakan di depan pusara serta kembang secukupnya untuk ditabur di atas makam.
"Untuk selanjutnya, sumonggo silakan berdoa atau atau melakukan apa saja yang penting sopan dan sesuai dengan adab saat di pemakaman. Selanjutnya, silakan bisa langsung pulang atau harus tinggal sementara beristirahat atau tiduran menunggu datangnya pagi di Pendopo. Alhamdulillah... banyak terkabulkan hajatnya dan syukuran dengan warga di sekitar makam Bentakan," urai Mbah Sukiyo sambil menambahkan selain Syuro, setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon banyak peziarah.
Dikonfirmasi masalah kejadian gaib, diterangkan Mbah Sukiyo, malahan kalau dalam Tirakatnya bertemu dengan seekor ular di sekitar pusara makam Kyai Babah Baki Soreng Alam, tidak perlu dan takut. Peristiwa itu justru bagian dari terkabulkan hajatnya. Memang tidak sedikit yang berani dan berhasil, namun juga tidak sedikit yang gagal lari tunggang langgang sampai terjatuh jatuh karena nabraki pusara.
Dahulunya memang ada beberapa kali kejadian gaib yang justru membawanya sakit, lari ketakutan dan nabrak banyak pusara makam sehingga terjatuh. Saat tengah berdoa di depan pusara, mendadak duduk bersila sambil berdoa nya terasa berat. Dan benar, ternyata kedua kakinya dililit seekor ular, lantaran rasa ketakutannya hingga akhirnya berdiri dan lari. Akibatnya terjatuh.
" Malam itu juga, langsung saya tolong dan saya gendong menuju bangsal Untuk beristirahat sambil menenangkan suasana hatinya yang ketakutan, kalut. Sebenarnya kejadian itu membawa berkah tersendiri, yah mau apalagi karena ketakutan dan terus lari. Batal sudah apa yang menjadikan hajatnya dalam berziarah. Terkabul dan tidaknya, urusan kuasa Gusti Mung Murbeng Dumadi Akaryo Jagad, Ilaihi Alah SWT bukan yang dimakamkan,"tegas Mbah Sukiyo. #Yani.
Thanks for reading Prajurit Cina Keraton Kasunanan Makamnya Sering Diziarahi Pejabat | Tags: Peristiwa Budaya
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »