Kebo Bule selesai kirab, istirahat sejenak di halaman Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Minggu (7/7) malam dinihari. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Kepada GUGAT news yang menjumpai di Ndalem Carikan Daryonagaran Sinuhun Paku Buwono ( PB) VIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kanjeng Pangeran ( KP) Poerbodiningrat yang akrab disapa Kanjeng Koes, mengungkapkan jika prosesi jalannya ritual Kirab Pusaka mapak, menyambut datangnya tahun baru 1 Syuro, ada beberapa yang harus dijalankan secara benar.
Dari beberapa pusaka yang hendak dikirab, dipilih sendiri langsung oleh Sinuhun. Selanjutnya oleh Sinuhun dipasrahkan kepada mereka para putra Ndalem untuk diampilkan atau dipinjamkan kepada Kanjeng Pangeran agar dikirab. Untuk pemegang pusaka berupa tombak bilah di depan dipegang oleh Kanjeng Pangeran dan di bawahnya dipegangi oleh bupati.
Baik putra putra Ndalem, Kanjeng Pangeran hingga bupati, sebelum nya harus melakukan sumpah agar tidak pernah membicarakan pusaka tombak yang dipegangnya saat kirab sampai selesai kirab. Masalah sumpah ini harus dipegang teguh kalau tidak ingin tertimpa halad, walad serta musibah. Sehingga menjadikan orang pilihan tersendiri saat dipercaya Sinuhun membawa tombak pusaka.
"Sekalipun Gusti Pangeran ya tetap harus menjalani sumpah, apalagi Kanjeng Pangeran pastinya ya harus disumpah agar berjanji tidak akan pernah membicarakan, menceritakan wujud tombak pusaka yang dibawanya. Begitu selesai kirab, langsung diberikan kepada Gusti Pangeran yang selanjutnya kembali di tangan Sinuhun dalam keadaan utuh," terang Kanjeng Kus.
Untuk urut-urutan serta rute kirab, kali pertama sebagai cucuk lampah barisan terdepan, Kebo Bule yang dilanjutkan di belakangnya barisan serati atau pawang. Barulah disusul barisan Putra Ndalem Sinuhun, Kanjeng Pangeran dan bupati pembawa pusaka tombak. Selanjutnya disusul barisan Sentana Ndalem, kerabat Ndalem hingga abdi dalem.
Begitu Kebo Bule sudah berada di halaman Kori Kamandungan dan diberangkatkanlah sesuai sangat, waktu yang tepat pukul 00.00 WIB. Selanjutnya disusul barisan putra Ndalem dan seterusnya keluar dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kori Brojonolo Lor, ke kiri Supit Urang Kulon, menyisir Alun alun Lor dari samping barat hingga memasuki Gapura Gladag.
Berjalan ke Utara sampai perempatan Telkom dan masuk ke Timur hingga jalan Kapten Mulyadi dan lurus ke selatan masuk perempatan Baturono. Iring iringan mulai masuk jalan Veteran lurus ke arah barat sampai perempatan Gemblegan. Dari sini langsung arak-arakan yang di barisan terdepan Kebo Bule itu menuju ke perempatan Nonongan, Slamet Riyadi. Dilanjutkan ke arah timur hingga masuk gapura Gladag.
Gapura Gladag masuk ke selatan melewati Alun alun Lor pada sisi timur sampai Supit Urang Wetan dan langsung masuk kembali ke Kori Brojonolo, Lawang Gapit Lor langsung memasuki kembali Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan istirahat menunggu datangnya shalat Subuh. "Ada sekitar 5-6 km keliling Baluwarti," tutup KP Poerbodiningrat. #Yani.
Thanks for reading Prosesi Jalannya Kirab Pusaka Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »