Tape Ketan Sultan Hadiwijaya Dan Sendang Sari Mayang

Juli 10, 2024
Rabu, 10 Juli 2024


 Sendang Sari Mayang Tempat mencuci beras ketan yang diolah jadi tape ketan kesukaan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang. Foto ; Yani

GUGAT news.com SUKOHARJO 

Boleh jadi apa yang disampaikan Sriyanto, warga setempat yang berdampingan dengan keberadaan Sendang Sari Mayang di Mayang Utara RT 002 RW 003 Baki, Sukoharjo ini benar adanya. Artinya, kalau saja tidak ada peristiwa Raden Pabelan dengan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang, Sendang Sari Mayang ini bisa menjadi destinasi wisata tersendiri seperti halnya sendang lainnya hingga sekarang ini.

Adalah Raden Pabelan, pria tampan dengan posturnya tubuh yang gagah tinggi besar layaknya prajurit perang dan merupakan salah satu putra dari Tumenggung Mayang, abdi dalem Kinasih, tersayang dari Kerajaan Pajang dengan Rajanya Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir ini lah penyebab putusnya tali silaturahmi Kerajaan Pajang dengan penguasa Mayang, Tumenggung Mayang.

Makanan tape ketan yang saat itu menjadi kesukaan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang abad 15, kini masih bisa dijumpai. Foto : Yani.

Begitu insiden terjadi, cerita Sriyanto, dibunuhnya dengan dipenggal kepalanya Raden Pabelan oleh prajurit Pajang lantaran kedapatan masuk ruang kamar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Sekar Kedhaton dan berbuat asusila, mulailah porak poranda nya Desa Mayang yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari Kerajaan Pajang ke arah Selatan.

 "Murkalah Sultan Hadiwijaya terhadap keluarga Tumenggung Mayang, imbasnya Kampung Mayang diobrak abrik oleh ratusan prajurit dari Kasultanan Pajang setelah sebelumnya putra Tumenggung Mayang, Raden Pabelan ditebas lehernya untuk dilarung, dihanyutkan ke Sungai Brojo, Jenes Laweyan sampai Sangkrah sebelah barat Sungai Bengawan Solo," ujar Sriyanto menahan nafas, terharu.

Bukan hanya sampai di situ saja, lanjut Sriyanto, selesai diobrak abrik Desa Mayang, Tumenggung Mayang bersama keluarganya di ungsikan ke arah barat sampai di Alas (hutan) Roban yang saat itu terkenal sekali ke angkerannya, 250 km dari ke arah barat kerajaan pajang. Putus sudah Kerajaan Pajang dengan Kampung atau Desa Mayang.

Padahal, saat sebelum terjadi insiden Raden Pabelan, suasananya Kerajaan Pajang dengan Desa Mayang selalu harmonis. Bahkan upeti persembahan rakyat kepada raja yang datang dari beberapa daerah wilayah kekuasaannya, hanyalah dari Desa Mayang yang merupakan persembahan sangat disukai oleh Sultan Hadiwijaya, yaitu makanan tape ketan.

Tape ketan, masih menurut penuturan Sriyanto, hanya yang berasal dari Mayang lah yang paling digemari Joko Tingkir. Bahkan sang Raja Kasultanan Pajang itu mampu membedakan rasa tape ketan Mayang dengan daerah lainnya. Tape ketan Mayang lah yang paling enak. Itu semua tidak terlepas dari air Sendang Sari Mayang.

Kenapa Tape Ketan Mayang lebih enak rasanya dari daerah lain, inilah sebagai alasan nya, adalah air Sendang Sari Mayang. Saat mencuci beras ketan untuk pembuatan tape ketan, ibu ibu warga Mayang, saat itu bisa dipastikan lagi, mencuci beras ketan pasti harus selalu menggunakan air dari Sendang Sari Mayang. Sultan Hadiwijaya bisa merasakan dan langsung menolak tape ketan yang beras ketan nya tidak dibersihkan dengan air Sendang Sari Mayang.

"Sayangnya, kesemuanya telah berakhir manakala Tumenggung Mayang dibuang ke Alas Roban oleh Sultan Hadiwijaya, dampaknya saat itu pula Sendang Sari Mayang mangkrak tidak ada yang peduli sepeninggal Tumenggung Mayang. Bisa jadi, kalau saja warga tidak peduli mungkin Sendang Sari Mayang sudah rusak, buktinya Sendang Sari Mayang yang putri, mangkrak dan hijau berlumut airnya." pungkas Sriyanto, menambahkan kalau tidak ada peristiwa Raden Pabelan, mungkin sudah menjadi destinasi wisata sampai kini. #Yani.



Thanks for reading Tape Ketan Sultan Hadiwijaya Dan Sendang Sari Mayang | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS