Bendungan Senden Peninggalan Belanda (1918) Angker

Juli 07, 2024
Minggu, 07 Juli 2024


 Stuwdam, Bendungan Senden, Gawok, Gatak, Sukoharjo Peninggalan Belanda (1918) untuk pengairan tebu serta juga tembakau. Foto : Yani

GUGAT news com SUKOHARJO 

Sepertinya sah dan wajar wajar saja, bilamana bangunan tua yang usianya sudah ratusan tahun silam dikenal sedikit wingit, serem dan angker. Akan halnya dengan keberadaan Stuwdam Senden, Waduk atau Bendungan Senden, Geneng, Gawok, Gatak, Sukoharjo ini. Dahulunya memang dikenal cukup angker dan merupakan pantangan tersendiri bagi pencari ikan.

Seiring berjalannya waktu sekaligus adanya pembersihan di sekitar bantaran Bendungan Senden serta merta oleh warga setempat justru dipergunakan untuk destinasi wisata kuliner berupa wedangan, sehingga kesan wingit, serem dan angker itu mulai pudar, hilang berubah menjadi sejuk, indah dan nyaman untuk wedangan. Pastinya ramai selalu dengan pengunjung dari berbagai daerah di Soloraya.

Apalagi kalau jatuh hari pasaran Pon dan Legi serta hari Minggu, bisa dipastikan lagi dampak keramaian Pasar Rakyat Tradisional Gawok yang tidaklah begitu jauh dengan Dam Senden, terdampak dari ramainya pengunjung untuk mampir ke wedangan Bendungan Senden yang kini tampak asri, sejuk dan nyaman wedangan di tepian bantaran Bendungan Senden.

"Memang dahulunya saat belum dibuka wedangan di bantaran Bendungan Senden, tampak wingit, serem dan pastinya angker. Kini semuanya telah tiada. Saat itu, menang ada insiden naas menimpa seorang pemancing, pencari ikan yang akhirnya hilang saat mencebur masuk bendungan yang dalamnya 2-7 meter. Setelah ditemukan sudah meninggal dunia," terang Suyatno (49) warga Geneng, Gawok, Gatak.

Sehingga di Bendungan Senden ini, lanjut Suyatno, ada semacam peraturan tidak tertulis yang berkaitan dengan keberadaan pemancing atau pencari ikan. Yaitu adanya larangan untuk tidak melakukan penyetruman serta memasukkan racun ke air Bendungan Senden. Yang masih bisa ditolerir, memancing dan menembak saja. Pastinya dilarang mencebur ke bendungan. Untuk mengambil ikannya harus dengan jaring atau peralatan lainnya.

"Ratusan tahun silam, cerita dari turun temurun mereka para orangtua, keberadaan Bendungan Senden yang dibangun oleh Belanda ini, dahulunya dipakai untuk pengairan lahan tanaman tebu dan Tembakau. Kini untuk lahan padi di sawah. Selain Bendungan Senden, baik di Baki juga Gatak masih terdapat beberapa dam bersejarah. Bisa ditelusuri dengan sepeda motor dari Bendungan Senden sampai Gatak ada beberapa dam bersejarah," pungkas Suyatno tersenyum. #Yani

Thanks for reading Bendungan Senden Peninggalan Belanda (1918) Angker | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS