Warga menunjukkan prasasti peninggalan PB X di bantaran Sungai Bengawan Solo bekas Bandar Nusupan Peninggalan Joko Tingkir. Foto : Yani
GUGAT news.com SUKOHARJO
Sadono (70) warga Nusupan, Kadokan, Grogol, Sukoharjo kepada GUGAT news yang menjumpai di bantaran bekas Bandar Nusupan Sungai Bengawan Solo, mengaku prihatin dengan raibnya tugu atau tonggak bersejarah peninggalan Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Sewaktu saya masih kecil, sering bermain di sekitar area bekas Bandar Nusupan yang di situ ada semacam prasasti tugu setinggi 1.5 meter, ada plangnya kayu melintang serta tulisan PB X di atas batu marmer. Semuanya tinggal kenangan, raib diambil orang tak bertanggung jawab dan kini rata dengan tanah," ujar Sadono sambil menunjuk kan bekas bongkahan batu tugu.
Masalah keberadaan tugu bertuliskan PB X, Dono panggilan akrab Sadono itu mengaku tidak tahu menahu akan apa yang dimaksud bangunan tugu. Kalau mereka yang tinggal di Kampung Nusupan, tahunya hanya tugu perbatasan mungkin Solo dengan Sukoharjo atau perbatasan lainnya. Sebab, saat itu Kabupaten Sukoharjo belum ada. Sukoharjo berdirinya baru setahun setelah Indonesia Merdeka, 1946.
Sedangkan Sri Susuhunan PB X (1866-1939), jauh sekali selisihnya dengan adanya Kabupaten Sukoharjo. Sehingga ada yang menafsirkan jika tugu Prasasti PB X tersebut merupakan penanda bilamana di area tugu itu pernah ada pelabuhan sungai Bengawan Solo yang sangat besar, Bandar Nusupan. Sama halnya dengan Bandar Kabanaran yang keduanya merupakan peninggalan Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.
"Warga Kampung Nusupan yang usianya di atas 60, bisa dipastikan lagi pernah menyaksikan secara langsung akan adanya tugu, tonggak bersejarah yang dibuat oleh Sinuhun PB X. Hanya saja, tidak ada yang mengetahui secara pasti akan maksud dan tujuan dengan prasasti PB X. Yang warga sesalkan, adanya penjarahan sekaligus perusakan benda cagar budaya itu," papar Dono.
Ditambahkan Dono, meski kondisinya sudah rusak dan rata dengan tanah, namun masih banyak yang berdatangan dari berbagai kalangan dengan beragam kepentingan dan maksud tujuan tertentu. Ada yang dari pendidikan atau kampus, mungkin melakukan penelitian. Namun juga tidak sedikit orang orang dari golongan spiritual yang datang untuk ngalap berkah.
"Karena rumah saya dekat dengan prasasti itu, sehingga banyak yang mau datang ke lokasi minta tolong untuk diantarkan. Sehingga dengan itu semua, saya jadi tahu siapa yang datang secara rombongan ataupun hanya beberapa orang, sekaligus jadi tahu maksud dan tujuannya mereka serta dari mana asalnya," pungkas Dono.# Yani.
Thanks for reading Tugu Prasasti PB X Di Bekas Bandar Nusupan Raib | Tags: Peristiwa Budaya
« Prev Post
Next Post »