Gapura Tapal Batas PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ada di Kampung Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, perlu perhatian tersendiri sebelum nantinya rusak. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Ironis, miris sekaligus memprihatinkan. Bagaimana tidak, heritage bersejarah peninggalan leluhur Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang nyata nyata masih berdiri tegak, sepertinya perlu perhatian tersendiri jika tidak mau dikatakan mangkrak, kumuh, kotor dan berbau.
Sedangkan tidak jauh dari lokasi keberadaan Gapura Tapal Batas PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ada di Kampung Mojo, Semanggi, Pasar Kliwon ini, ada di sebelah barat gapura yang dahulunya justru kumuh, kini menjadikan semacam Destinasi wisata sekaligus adanya perkampungan Semanggi Harmoni dengan bangunan rumah rumah kecil, mungil namun asri dari Pemkot Solo.
"Mau bisa apalagi, kalau memang diharapkan seperti itu. Keraton mungkin tidak ada dana, sedangkan Pemkot Solo termasuk balai pelestarian cagar budaya, BPCB, kurang berkenan dalam pelestarian. Toh tidak menghasilkan apa-apa, kenapa harus di rapikan agar tidak kumuh dan kotor? Sejarah tinggal sejarah. Semoga saja penyesalan yang datangnya selalu terlambat itu tidak akan pernah terjadi," beber Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, saat bertemu dengan GUGAT news beberapa waktu lalu.
Penyesalan yang datangnya selalu terlambat, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini, semoga saja ada yang berkenan menguri-uri, melestarikan budaya peninggalan sejarah Sinuhun PB X ini sebelum akhirnya ambruk dan rusak, lantaran tiadanya perhatian dari berbagai pihak.
"Disini, sedikitpun saya pribadi tidak mempunyai maksud untuk saling melempar batu apalagi saling menyalahkan satu dengan lainnya, sama sekali tidak berpikiran ke arah itu. Yang jelas, pihak Pemkot Solo pasti masih banyak urusan yang harus diselesaikan. Demikian pula BPCB serta Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, pastinya mereka masih banyak kepentingan yang harus diselesaikan,"pasrah Gusti Puger.
Kalau memang sudah saatnya tidak perlu diperhatikan dan rusak, masih menurut penuturan Gusti Puger, ya mau bagaimana lagi. Sejarah tinggallah sejarah tempo dulu yang "mungkin" sudah tidak diperlukan lagi dan biarkan saja rusak ditelan waktu. Untungnya berupa gapura dan besar, sehingga masih tampak utuh, kokoh meski warnanya mulai kusut menghitam sehingga tidak dirusak oleh tangan jahil.
"Sebagai gambaran, tugu, tonggak bersejarah Sinuhun PB X terbuat dari sebagian batu marmer berketinggian 1.5 meter, sebagai pertanda jika di situ dulu bekas ada peninggalan sejarah tentang Bandar Nusupan di abad 13 dan 14 jaman Kerajaan Majapahit, hilang dan rata dengan tanah. Bisa jadi, karena gapura dan tiada batu marmer nya, ya tetap berdiri kukuh Gapura Tapal Batas PB X di Mojo ini," pungkas GPH Puger seraya tersenyum. #Yani.
Thanks for reading Gapura Tapal Batas PB X Mojo Perlu Perhatian | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »