Suasananya angker di bekas makam kuno Beringin Jongke yang kini menjadi kulineran sekaligus Kantor Kalurahan Sondakan, Laweyan, semakin diminati pembeli. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Puluhan tahun silam atau bahkan ratusan tahun, pasalnya keberadaan makam kuno Beringin Jongke ini usianya sudah lebih dari se abad. Bahkan kabarnya, sebelum dipakai untuk pemakaman kuno, dahulunya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.
Angker, pastinya bisa dikatakan demikian. Bekas makam kuno dan beringin raksasa yang dahulunya pernah habis terbakar saat Reformasi 1998, bukannya mati malahan tumbuh subur dan rindang. Menariknya, selain angker dan dikenal sebagai kuburan kuno juga dikenal sebagai Last Vegas nya Kota Solo dengan segala wujud jenis perjudian ada di dalam makam yang dipagari dengan tembok tinggi itu.
Setahun ini, kesan kesemuanya itu sudah hilang. Dari kesan angker, kumuh, kotor dan kemaksiatan perjudian berubah menjadi indah, bersih, aman dan nyaman, bahkan tampak gemerlapan cahaya lampu warna warni bila malam menjelang. Kesemuanya itu tidaklah terlepas dari tindakan usaha baik dari Pemerintah Kota Solo yang berkenan memindahkan jasad yang tidak kurang sebanyak 750 dengan persetujuan ahli warisnya.
Gayung pun bersambut, sinergi kerjasama yang bagus diantara pemerintah dan ahli waris, membuahkan dampak yang ditunggu tunggu oleh masyarakat Kota Solo umumnya, Kampung Sondakan, Laweyan pada khususnya. Selain kesan negatif sudah hilang, lantaran dipergunakan sebagai Kantor Kalurahan Sondakan, beberapa stand Kulineran pun ada di halaman Kalurahan yang cukup megah tersebut. Kulineran Kalurahan Sondakan Beringin Jongke.
Disamping ada kulineran kekinian juga ada kulineran tradisional dengan beragam jajanan pasar, Hidangan Istimewa Kampung alias HIK yang turut meramaikan gelaran kuliner roti bakar, susu segar asli Boyolali, penyetan ayam, bebek dan ikan laut juga kali serta rica rica mentok dan bebek. Bukan hanya itu saja, pengunjung bisa menikmati Kulineran sambil mendengarkan musik organ sekaligus pembeli juga diperkenankan untuk menyuarakan suara merdunya.
Adalah Gus Im, tokoh masyarakat yang dikenal sebagai konsultan spiritual di Kampung Sondakan itu, ternyata tidak sedikit kiprahnya dalam meramaikan suasana Kulineran Kalurahan Sondakan dengan kegiatan musiknya. "Alhamdulillah...saya selain punya sound sistem atau salon pengeras suara juga banyak kenalan dengan mereka pelaku musik yang biasa pentas di berbagai acara di berbagai gedung pertemuan. Ya sudah, kita mainkan di Kulineran Sondakan," ujarnya.
Gayung pun bersambut, suasananya bekas pemakaman tua Beringin Jongke semakin tambah meriah dari pagi hari hingga malam hari. Pagi sampai sore, dipergunakan sebagai aktivitas perkantoran Kalurahan Sondakan, jelang Maghrib persiapan gelaran Kulineran, barulah bakda isya panggung musik beragam jenis dan lagu dimulai untuk umum. Kulineran sekaligus menghibur hati dengan pentas untuk bernyanyi. #Yan 1.
Thanks for reading Kulineran Kalurahan Sondakan Semakin Ramai Pengunjung | Tags: Ekonomi Sosial
« Prev Post
Next Post »