Pohon beringin Jongke ini usianya sudah ratusan tahun silam, bahkan kabarnya sejaman dengan berdirinya Kerajaan Kasultanan Pajang. Foto: Yani
GUGAT news.com SOLO
Puluhan tahun silam, jangankan pada malam hari untuk siang hari saja terasa ada sesuatu yang ganjil saat melintas di jalan depan pohon beringin Jongke yang kabarnya umurnya sudah cukup tua, sejaman dengan berdirinya Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam.
Menurut penuturan beberapa orang orang tua yang tinggal di sekitar beringin Jongke yang kini masuk wilayah Sondakan RT 02 RW 06 Laweyan, Solo itu, konon area keberadaan beringin Jongke merupakan bagian dari Alun-alun Kerajaan Kasultanan Pajang selain yang kini menjadi lapangan sepak bola Makamhaji.
"Dari cerita turun temurun kakek nenek kami, pohon beringin Jongke dahulunya merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kerajaan Kasultanan Pajang, hanya saja seiring perjalanan waktu dengan runtuhnya Kerajaan Kasultanan Pajang, berakhir pula kemegahan dari pohon beringin Jongke yang malahan akhirnya menjadi makam tua," tutur Gus Im, tokoh pemuda di Kampung Premulung yang tidaklah jauh dari area beringin Jongke.
Gus Im (kaos love) bersama rekan rekan spiritualnya di Wedangan Ringin Jongke sambil menikmati wedangan dan tembang keroncong. Foto : Yani.
Sekitar beberapa tahun ini, lanjut Gus Im, pemakaman kuno yang dahulunya biasa dipakai untuk sarana permainan berbagai bentuk judi, baik kartu remi, domino hingga yang sempat marak yaitu Cap Jie Kie, kini kesemuanya itu telah berlalu. Berbuah menjadi semacam destinasi wisata Kuliner, dari wedangan sampai jajanan kekinian. Bukan hanya itu saja, ada live musik dengan beragam jenis pula. Keroncong, dangdut campursari sampai album tembang kenangan dengan iringan organ.
Semuanya itu, masih menurut penuturan Gus Im, tidaklah terlepas dari kepindahan Kantor Kalurahan Sondakan yang semula ada di Jalan KH Samanhudi pindah ke Jalan Agus Salim setelah tidak kurang dari 750 jasad yang ada di Pemakaman kuno Ringin Jongke itu dipindahkan oleh pemerintah dengan persetujuan ahli waris. Dampaknya, ya seperti sekarang ini. Meriah dengan beberapa kulineran kekinian dan wedangan tradisional Hidangan Istimewa Kampung (HIK).
"Tidak menutup kemungkinan, nantinya akan tambah semarak, meriah dengan pengunjung yang datang dari kampung kampung di Kota Solo. Setidaknya lokasinya cukup strategis dan nyaman serta aman. Pasalnya di Kantor Kalurahan Sondakan yang 24 Jam ada petugas keamanan. Kulineran dengan musik pun berakhir hanya sampai jam 23.00 WIB. MABUK dilarang masuk MASUK dilarang mabuk," pungkas Gus Im tertawa yang turut diiyakan oleh rekan rekan spiritualnya. #Yani.
Thanks for reading Wedangan Ringin Jongke Bekas Makam Kuno | Tags: Budaya'
« Prev Post
Next Post »