Wedangan Di Bekas Waduk Banaran Peninggalan PB X Kasunanan

Agustus 04, 2024
Minggu, 04 Agustus 2024


 Wedangan sekaligus kulineran di bekas Waduk Peninggalan Susuhunan Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Foto : Yani

GUGAT news.com SUKOHARJO 

Maraknya kulineran wedangan atau angkringan yang dahulunya dikenal sebagai Hidangan Istimewa Kampung (HIK) atau populer dengan sebutan Sego kucingnya, nasi sambel bandeng yang porsinya kecil sehingga identik dengan makanan kucing itu dan kini marak di Kota Solo dan sekitarnya, diikuti pula oleh Subur (50) warga Ngenden, Banaran, Grogol, Sukoharjo.

Hanya saja, tidak seperti yang pernah digelar Subur di berbagai tempat di pinggiran jalan. Kali ini, Subur lebih memilih membuka angkringan nya sedikit berbeda, tidak menyendiri melainkan bersama sama dengan pedagang kuliner lainnya. Sehingga terkesan lebih semarak dan pengunjung pun bisa bebas memilih menu kuliner. Tradisional menu angkringan, Bakso, Soto, bakar bakaran, sambel terasi dan masih banyak lagi lainnya.

" Malahan yang model begini ini, laris manis dagangan cepat laku habis terjual dengan puluhan bahkan di akhir pekan dan liburan. Pastinya termasuk kulineran lainnya. Bisa jadi, itu semua dikarenakan pada setiap malamnya, selesai shalat isya, ada pertunjukan musik dan penonton pun dipersilakan untuk bebas bernyanyi. Menariknya ya ini, kulineran dan musik di Bekas Waduk Peninggalan Susuhunan PB X Keraton Kasunanan," ujar Subur tersenyum.

Puluhan tahun silam, memang area lokasi yang saat ini dipergunakan untuk sekolah Taman Kanak Kanak, wedangan dan Kulineran, bengkel motor, pedagang sayur mayur, rumah penduduk serta masjid, kesemuanya itu masuk di area lahan tanah bekas Waduk Banaran yang kabarnya merupakan peninggalan sejarah dari Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang sudah diratakan dengan tanah dan pastinya beralih fungsi.

"Saya tidak tahu secara pasti apalagi detailnya kalau ini dahulunya irigasi merupakan Waduk Banaran dan milik dari Sinuhun PB X, masa kecil saya bukan tinggal di Desa Ngenden, Banaran, Grogol, Sukoharjo yang berdekatan dengan Waduk Banaran. Sehingga tidak mengetahui tentang sejarah nya. Menang ada peninggalan sejarah di Utara Waduk Banaran ini. Bekas bendungan Plered dan mesin penyedot air yang kini tinggal rumahan nya saja, diesel nya sudah tidak ada," jelas Subur.

Kepada GUGAT news yang kebetulan bertemu dengan beliau Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger, salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang tengah menikmati wedang jahe di Wedangan Subur, diceritakan jika memang benar dahulunya kulineran dan wedangan di waduk Banaran ini dahulunya benar waduk untuk pengairan. 

Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger mengaku belum mengetahui secara pasti jika kepemilikan lahan tanah bekas Waduk Banaran ini milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Pure Mangkunegaran yang saat itu dipakai untuk pengairan perkebunan tebu, tembakau dan nila, pewarna warna kebiruan untuk kain batik. Perkebunan ini selain di Grogol, Baki juga Gatak. Saat itu Sukoharjo belum ada. Menjadi Kabupaten Sukoharjo itu baru tahun 1946, setahun setelah Merdeka.

"Perlu melihat data dan catatan di keraton dulu untuk memastikan kepemilikan lahan tanah bekas Waduk Banaran ini. Milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Pure Mangkunegaran. Kalau menilik sejarah, Mangkunegaran tidak diberikan bagian oleh PB III di lahan yang kini masuk wilayah Sukoharjo. PB III hanya memberikan Wonogiri dan Karanganyar serta sedikit Solo, bagian Utara. Intinya, kami hanya bicara sejarahnya bukan ada maksud lainnya," tegas GPH Puger serius. #Yani.

Thanks for reading Wedangan Di Bekas Waduk Banaran Peninggalan PB X Kasunanan | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS