Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger melihat cara pembuatan es Sogan Laweyan pada acara Festival Laweyan 2024 yang berlangsung (25/9-2/10). Foto : Yani.
GUGAT news.com SOLO
Meski gerimis namun tidak menjadikan urung apalagi menyurutkan antusias, optimis semangat baik puluhan dari para pedagang UMKM sekaligus mereka para pengunjung dari warga kampung di sekitar Laweyan. Pajang, Sondakan, Bumi bahkan banyak berdatangan pula dari Banaran, Grogol, Sukoharjo yang memang berdampingan kampung nya dengan Kampung Batik Laweyan. Bisa dipastikan lagi, seru.
Menariknya lagi, Festival Laweyan yang digelar dari mulai Rabu (25/9) hingga hari Rabu (2/10), malam ini, Kamis (26/9) tampak kehadiran dari salah satu Putra Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, beliau Gusti Pangeran Haryo (GPH) Puger melihat satu persatu dari puluhan tenan, stand tenda UMKM. Baik kulineran maupun kerajinan.
"Saya datang ke acara Festival Laweyan ini, sudah dua kali, tahun kemarin dan sekarang. Saya sendiri juga sering datang ke Kampung Batik Laweyan, khususnya ke Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis. Selain ziarah ke makam leluhur, sekaligus ziarah makam istri GRAy Puger yang juga di makamkan di lokasi Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis di Laweyan," jelas GPH Puger.
Dulu, lanjut Gusti Puger, panggilan akrab GPH Puger, saat masih tinggal di rumah Gentan, juga sering bertemu di wedangan Gus Plengeh bersama saudara saudara warga masyarakat Kampung Batik Laweyan. Sekarang ini, mulai jarang ke Laweyan, karena beliau sudah mulai lebih sering tinggal di Ndalem Kapugeran Sinuhun PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Paling seminggu 2 kali, mampir di Masjid Laweyan.
Yang jelas, apresiasi tersendiri dengan kegiatan setiap tahunnya yang digelar oleh Kelurahan Laweyan ini, bagus memang. Bisa melibatkan puluhan UMKM dari segala sektor. Bukan hanya kuliner saja, namun pengembangan semacam kerajinan. Bahkan ada yang menarik, melukis pot dengan limbah kain batik yang ternyata banyak ditemukan di Sungai Jenes. Sungai bersejarah peninggalan Sultan Hadiwijaya Kerajaan Pajang abad 15 silam.
Selesai dari menikmati lezatnya, Siomay Nosa, Gusti Puger bukan langsung pulang setelah berjalan melihat satu persatu stand UMKM. Selesai makan Siomay, tak lama kemudian mengunjungi stand UMKM yang cukup uni, Es Sogan Laweyan. Sogan itu pewarnaan untuk batik atau dikenal sebagai obat batik, namun bukan berarti Es dengan menggunakan obat batik Soga, melainkan es yang diaduk dengan susu dan coklat. Sementara baru adanya masih di Laweyan, belum di daerah lain.
"Mungkin, festival Laweyan ini masih bisa dikembangkan lebih luas lagi gaungnya. Maksudnya , bukan hanya pelaku UMKM dan pengunjung dari warga sekitarnya saja, melainkan bisa lebih luas lagi menjalin bekerjasama dengan daerah atau wilayah lain agar diinformasikan melalui media. Setidaknya bisa mengundang wartawan untuk diinformasikan agar lebih luas gaung festival Laweyan," saran GPH Puger. #Yani.
Thanks for reading Gusti Puger Kulineran Di Festival Laweyan 2024 | Tags: Ekonomi Sosial
« Prev Post
Next Post »