Tampak sepi suasananya kulineran bekas Waduk Banaran, Grogol, Sukoharjo pasca insiden pemukulan terhadap Player. Foto : Yani
GUGAT news.com SUKOHARJO
Tidaklah seperti biasanya, ramai dan meriah pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah di Soloraya untuk bersantai dengan gelaran musik dari organ tunggal sambil menikmati lezatnya puluhan sajian menu food court. Tidak terkecuali Hidangan Istimewa Kampung (HIK) atau wedangan Subur 41. Belakangan ini kemeriahan itu berubah menjadi sunyi, sepi pengunjung. Kesemuanya itu tidaklah terlepas dari insiden pemukulan oleh orang tak dikenal kepada dua orang pemusik organ tunggal. Parjo dan Slemet juga istrinya.
Bukan tanpa alasan, saat GUGAT news temui beberapa pemilik food court yang ada di Kulineran bekas Waduk Banaran, Grogol, Sukoharjo yang merupakan peninggalan sejarah dari Sinuhun Paku Buwono (PB) X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, mengeluhkan jika usaha dagang Kulineran nya kini pada sepi pengunjung setelah adanya kejadian pemukulan oleh oknum bercadar kepada dua orang pemain musik organ tunggal di depan Kalurahan Banaran yang tak jauh dari kulineran bekas Waduk Banaran.
"Sebenarnya adanya' Kulineran food court di bekas Waduk Banaran yang baru beberapa bulan buka ini, dari pengakuan para tetangga kanan kiri merasa tidak ada yang dirugikan. Termasuk adanya musik karaoke dan organ tunggal, bahkan masjid di belakang food court pun mengaku tidak terganggu. Musik dimulai bakda shalat isya, berakhir jam 23.00 WIB. Dan kalau ada pengajiannya musik kami tiadakan," keluh beberapa pemilik warung yang keberatan di sebutkan namanya.
Mereka mengaku tidak tahu menahu dengan peristiwa pemukulan beberapa orang bercadar layaknya ninja terhadap Marjo dan Slamet yang keduanya merupakan orang orang yang sudah berumur cukup tua dan dicegat tak jauh dari Kulineran Waduk Banaran. Selain dipukuli, peralatan musik organnya dirusak. Tragisnya, Selamet yang pulang bersama istrinya, disamping Slamet sendiri dipukuli hingga babak belur dan organ dirusak, tidak ketinggalan rambut istrinya di Jambak.
"Kami sudah melaporkan insiden ini ke Polresta Sukoharjo, hingga sekarang ini belum ada tindakan dari pihak kepolisian dan kami untuk sementara waktu diminta tenang dan bersabar dulu. Selain itu, kami sendiri sepakat untuk sementara waktu ditiadakan dulu gelaran musik. Biar suasananya adem dulu. Dalam waktu dekat, kami akan mengajukan rapat ke Kalurahan Banaran agar ada solusi terbaiknya," ujar mereka sambil menambahkan agar usaha Kulinernya kembali ramai.
Dalam pantauan GUGAT news, sepertinya apa yang menjadikan keluhan mereka benar faktanya. Kulineran di bekas Waduk Banaran, Grogol, Sukoharjo peninggalan sejarah PB X Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tampak sepi. Semula ada puluhan pedagang Kulineran yang membuka usahanya, sekarang ini tidak lebih dari 3 warung yang buka. Selain tutup sementara, kabarnya ada beberapa warung yang memilih pindah lokasi. Takut nantinya digeruduk sekelompok orang bercadar mendatanginya.
"Ya sudah, mau bagaimana lagi dari pada merasa tidak aman dan nyaman, mereka pada pindah di lokasi food court yang lain. Tinggal kami ini saja yang ada wedangan 41, Sambel Terasi, Mie ayam dan Warung Bakmi. Semoga solusinya dari Kalurahan segera terwujud dan kami nyaman, aman kembali untuk berjualan," pungkas Subur pemilik wedangan 41, tersenyum. #Yan 1.
Thanks for reading Insiden Pemukulan Player Membuat Sepi Kulineran Bekas Waduk Banaran PB X | Tags: Ekonomi Sosial
« Prev Post
Next Post »