Saat berlangsungnya kali pertama Gamelan Sekaten ditabuh, saat itu pula ada insiden pemukulan terhadap salah satu menantu Ndalem Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat oleh oknum seseorang yang ada di pembukaan Gamelan Sekaten. Foto : Yani.
GUGAT news.com SOLO
Senin siang (9/9) sekitar pukul 10.00 WIB dua perangkat Gamelan Sekaten Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari dikeluarkan dari Kori Kamandungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat oleh ratusan abdi dalem untuk selanjutnya di bawa ke Pagongan halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dan tepat pukul 14.00 WIB, rencananya mulai ditabuh, pastinya setelah selesai dari wilujengan, doa keselamatan Sekaten di Pendopo Masjid Agung.
Seperti biasanya pada tahun tahun sebelumnya, sebelum Gamelan Sekaten Kyai Guntur Sari dan Kyai Guntur Madu ditabuh, sebelumnya digelar acara ritual sakral Wilujengan atau doa keselamatan Sekaten tahun Je 1958 atau Senin 9 September 2024 di Pendopo Masjid Agung yang dipimpin langsung oleh beliau Kangjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati (KGPH Adp) Dipo Kusumo, selaku Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sinuhun Paku Buwono (PB) XIII.
Selesai didirikannya jamaah shalat Lohor di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, tampak mulai berdatangan memasuki serambi masjid dari sekelompok Kerabat Ndalem, Sentana Ndalem dan Abdi Ndalem dari Lembaga Dewan Adat (LDA) yang dipimpin langsung oleh beliau Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah yang akrab disapa Gusti Mung bersama suami Kangjeng Pangeran (KP) Dr Edhie Wirabhumi SH MH, sambil membagikan bingkisan Sekaten kepada pengunjung yang ada di serambi Masjid Agung.
Tak lama kemudian, datanglah dari utusan Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat melalui Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Adp Dipo Kusumo bersama istrinya RAy Febri Hapsari Dipokusumo serta Putri Ndalem Sinuhun PB XII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu GKR Alit yang dibelakangnya turut diikuti abdi dalem pembawa nampan makanan untuk wilujengan, bancakan Sekaten.
Mendadak ada insiden yang pastinya cukup mengganggu akan kesakralan sekaligus wilujengan sekaten. Bagaimana tidak, belum saatnya Gamelan Kyai Guntur Madu yang sesuai jadwal akan ditabuh tepat pukul 14.00 WIB dan bergantian dengan Gamelan Kyai Guntur Sari, tiba tiba tepat pukul 13.50 WIB Gamelan Kyai Guntur Madu berbunyi menggema hingga terdengar di dalam Pendopo Masjid Agung.
Spontan saja, Gusti Dipo panggilan akrab KGPH Adp Dipo Kusumo langsung memerintahkan kepada yang berhak menerima dawuh, perintah Sinuhun PB XIII, yaitu Kangjeng Raden Arya Rizqi Baruna Aji Diningrat, menantu Sinuhun PB XIII sekaligus membawa surat perintah dari Sinuhun PB XIII. Belum sempat masuk ke Pagongan Gamelan Kyai Guntur Madu, sudah dicegat dan didorong oleh beberapa orang tak dikenal. Bahkan dicekiknya leher Kanjenge Raden Arya Rizqi.
Bisa dipastikan lagi, suasana cukup kacau siang itu di halaman Masjid Agung dengan adanya insiden pencekikan menantu Sinuhun PB XIII serta pengawalnya yang dari perguruan silat Pagar Nusa tidak terlepas dari tendangan orang orang tidak dikenal. Untung nya ada beberapa petugas pengamanan dari pihak TNI -Polri yang sigap langsung melerai insiden keluarga itu. Sinuhun PB XIII dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) nya Gusti Mung.
"Saat kejadian, kami masih melakukan tahap akhir wilujengan sekaten. Sehingga saya tidak tahu secara pasti. Intinya, saya hanya menjalankan SOP saja ( Standart Operasional Prosedur) dari Sinuhun PB XIII Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang diperintahkan untuk membunyikan gamelan adalah mantu, menantu Ndalem raja, KRA Rizqi. Nut jaman kelakone wae, ke depan akan seperti apa?" pungkas KGPH Adp Dipo Kusumo, tersenyum. # Yani.
Thanks for reading Insiden Sekaten Solo 2024 | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »