Tumpukan sampah yang menggunung di bawah jembatan Laweyan dibersihkan oleh ratusan relawan se Soloraya. Sabtu (7/9) dari pagi hingga siang hari. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO.
Dikatakan oleh Iwan Setyawan selaku Ketua Harian Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, jika kali ini dirinya tidak tanggung tanggung mengupayakan untuk membersihkan kampung tertua di Solo, kampung yang merupakan peninggalan sejarah dari Kerajaan Pajang dengan Rajanya Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam, adalah Kampung Laweyan. Sabtu (7/9) pagi hingga siang.
Kampung tertua di Kota Solo yang hanya memiliki 7 RT dan 3 RW ini, hari ini dibersihkan total oleh ribuan relawan dari berbagai daerah di Soloraya. Bukan tanpa alasan, nantinya pada 25 September merupakan hari lahirnya Kampoeng Batik Laweyan, sehingga beberapa gang gang kecil pun dibersihkan dari adanya rumput liar. Bukan hanya itu saja, Sungai Jenes atau sungai Laweyan yang merupakan bagian peninggalan sejarah Joko Tingkir pun turut dibersihkan.
" Setidaknya ada 1000 an relawan yang berkenan membantu resik resik, bersih bersih kampung tertua di Kota Solo ini, Kampung Laweyan. Dari mulai Halaman Masjid Al Makmur, 500 relawan kita arahkan ke timur untuk pembersihan gang gang sempit dari rumput liar. Untuk 500 relawan selanjutnya, kami arahkan untuk menyisir Sungai Jenes. Lebih utama nya, bersihkan sampah yang menggunung di bawah Jembatan Laweyan," terang Iwan Setyawan.
Berdasarkan pemantauan GUGAT news bukan hanya remaja putra dan bapak bapak yang turun ke dasar sungai untuk mengurai tumpukan sampah yang menggunung di bawah Jembatan Laweyan, melainkan tidak sedikit remaja putri bahkan emak emak yang ikut turun ke sungai Jenes peninggalan sejarah dari Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya.
Kabarnya ribuan relawan yang melakukan resik resik Kampung Batik Laweyan itu, bukan hanya warga masyarakat Kampung Batik Laweyan saja, melainkan datang dari berbagai daerah yang tergabung dalam komunitas SCR atau perkumpulan relawan dari salah satu perusahaan rokok serta relawan yang dibawa oleh salah satu perusahaan penerbitan media sekaligus relawan dari komunitas lain yang ada di Soloraya.
"Alhamdulillah... menjelang hari ulangtahun Kampoeng Batik Laweyan nantinya pada 25 September ini, banyak mendapatkan dukungan dari berbagai perusahaan. Bukan hanya ribuan relawan saja, melainkan adanya bantuan dari beberapa perusahaan, semacam puluhan tong sampah serta ratusan bibit tanaman. Baik tong sampah dan bibit tanaman, nanti akan ditempatkan dan ditanam di tempat strategis," terang Iwan Setyawan, seraya tertawa bangga.
Sebagai puncaknya acara hari itu, adalah makan siang Sego kucing alias nasi sambel bandeng yang biasa dijajakan di Hidangkan Istimewa Kampung (HIK) atau wedangan. Untuk angkringan siang hari itu dua lokasi yang disiapkan oleh panitia. Ada di halaman Masjid Al Makmur, Sido Luhur dan angkringan di samping Jembatan Laweyan, Tiga Negeri. Mungkin lantaran lelah, tampak nikmat sekali mereka menikmati lezatnya Sego kucing, gorengan dan minuman. #Yani.
Thanks for reading Kali Jenes Laweyan Peninggalan Joko Tingkir Dibersihkan | Tags: Sosial
« Prev Post
Next Post »