Pasar Lawe Itu Kini Menjadi Pasar Batik

September 06, 2024
Jumat, 06 September 2024


 Tugu Titik Nol Kampung Batik Laweyan sebagai penanda bilamana 500 tahun lalu merupakan area Pasar Lawe yang khusus hanya sirkulasi perdagangan benang Lawe untuk dipintal menjadi kain. Foto: Yani.

GUGAT news.com SOLO 

Setelah hampir 500 tahun berlalu bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Kasultanan Pajang Sultan Hadiwijaya atau Mas Karebet yang lebih populer dengan sebutan Joko Tingkir abad 15 silam ini, runtuh sekaligus mati pula Pasar Lawe yang sekarang ini berubah menjadi Pasar Batik Laweyan. Dikenal pula sebagai Kampung Batik Laweyan.

Adalah Ki Ageng Henis, Ulama Besar Kerajaan Kasultanan Pajang yang kali pertama mengenalkan sekaligus mengajarkan tentang cara teori serta praktek batik membatik tulis kepada penduduk Laweyan abad 15 silam yang hingga sekarang ini sampai mendapat julukan dan dikenal sebagai Kampung Batik Laweyan, di samping disebutkan pula Kampung tertua di Solo.

" Tugu hitam yang merupakan titik nol Kampung Batik Laweyan itu, dimaksud sebagai tetenger atau tanda akan dahulunya 500 tahun lalu di situ merupakan area Pasar Laweyan atau yang menjadikan tempat transaksi benang Lawe untuk nantinya dipintal menjadi kain. Seratus meter dari Pasar Laweyan ke Selatan, dahulunya merupakan sungai besar yang dikenal dengan Bandar Kabanaran," terang Sardjono (70) warga asli Laweyan.

Masalah batik, lanjut Sardjono, kali pertama diajarkan oleh beliau Ki Ageng Henis, Cikal Bakal adanya Dinasti Mataram Islam, makamnya juga ada di sebelah barat Masjid Laweyan, termasuk makam tertua di Kota Solo juga. Memang di Kampung Batik Laweyan ini banyak meninggalkan situs bersejarah dari jaman Kerajaan Kasultanan Pajang.

Sekarang ini, masih menurut penuturan Sardjono, Pasar Lawe yang merupakan peninggalan dari Sultan Hadiwijaya Kerajaan Kasultanan Pajang ratusan tahun silam sangat ramai sekali dari saudagar yang berdatangan dari berbagai daerah di Nusantara, saat itu belum disebutkan sebagai Indonesia. Semuanya tinggal kenangan dan kini berubah menjadi bangunan rumah serta pabrik dan sekaligus toko batik. Sehingga dari Pasar Lawe berubah menjadi Pasar Batik Laweyan.

"Setidaknya ada puluhan rumah rumah yang sebagian lahan rumah nya dibuat untuk pabrik batik sekaligus etalase atau toko batik yang menjual beragam motif batik khas Solo. Bukan hanya itu saja, ada pula yang rumahnya dipergunakan untuk menerima tamu yang berkeinginan untuk bisa membatik, praktek membatik langsung. Sehingga selain banyak dikunjungi pembeli batik juga mereka siswa siswi SD, SMP, SMA dan mahasiswa untuk praktek membatik secara langsung," terang Sardjono. #Yan 1.

Thanks for reading Pasar Lawe Itu Kini Menjadi Pasar Batik | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

TERKAIT

Show comments

HOT NEWS