Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yasan, dibuat oleh Sinuhun Paku Buwono (PB) III pada (1763-1768) yang kondisi fisik bangunan nya masih tampak utuh dan asli, asri. Sehingga nyaman berlama lama di dalamnya. Foto ; Yani
GUGAT news.com SOLO
Sepertinya sah dan wajar wajar saja, bilamana mereka para jamaah shalat wajib di Masjid Agung milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang berdatangan dari berbagai daerah di Jawa Tengah, disebabkan berdagang tekstil di Pasar Klewer, pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah itu, mengaku betah, kerasan untuk berlama-lama istirahat setelah selesai menunaikan ibadah shalat.
Bukan tanpa alasan, kalau saja baik jamaah putra maupun putri yang lebih merasa nyaman istirahat berlama-lama di ruang utama, pendopo dan serambi masjid. Suasananya semilir sejuk setelah beberapa lama berkutat di dalam Pasar Klewer yang ramai transaksi tekstil. Meskipun ruangan ada fasilitas AC, lantaran banyaknya pedagang dan pembeli dari berbagai daerah, bisa dipastikan lagi kapasitas AC tidak mampu memberikan kesejukan dari ribuan orang itu.
"Alhamdulillah...bisa beristirahat secara bergiliran dengan istri dan karyawan. Sementara waktu istirahat sekaligus shalat Lohor di Masjid Agung, untuk yang menjaga outlet istri dan karyawan karyawati dulu. Barulah gantian setelah saya dari masjid dan makan siang, giliran saya menunggu kios pakaian dan kain batik," tutur Ghalib yang merasa cukup betah berada di Masjid Agung.
Ditambahkan Ghalib, warga Pekalongan yang memiliki usaha batik di dalam Pasar Klewer itu, merasa senang sekali ada di dalam Masjid Agung, nyaman, aman serta sejuk termasuk suasana hati menjadi adem dari selesai ibadah shalat, istirahat sejenak, lanjut makan siang yang tak jauh dari masjid dan Pasar Klewer. Puas serasa hati plong, lega, tiada beban. "Kini giliran istri dan karyawan yang shalat," pamit Ghalib sambil jalan menyeberang menuju Pasar Klewer di Selatan Masjid Agung.
Dari pemantauan sekaligus pengalaman GUGAT news sendiri, tidak ada salahnya jika mereka para jamaah yang usai menjalani shalat di Masjid Agung merasa sangat nyaman. Bagaimana tidak? Masjid peninggalan sejarah dari Sinuhun Paku Buwono (PB) III Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang usianya sudah ratusan tahun itu, baik suasananya di ruang utama, pendopo dan serambi sangat sejuk sekali.
Sekalipun tidak difasilitasi semacam AC dan kipas angin, namun sirkulasi dari udaranya cukup bagus sekali. Baik itu ruangan utama, pendopo dan serambi. Bisa jadi, kesemuanya tidak terlepas dari gaya arsitektur pembuatannya, Sinuhun PB III. Ruangan utama yang cukup tinggi dan luas serta terbuka sehingga angin silih berganti keluar masuk ruangan. Termasuk pada pendopo dan serambi, sirkulasi udaranya sangat bagus sekali.
Sehingga wajar saja, bagi mereka para jamaah yang selesai dari ibadah shalat, beristirahat di pendopo sambil rebahan, tiduran terasa nikmat sekali. Belum lagi melihat pemandangan bagian ukiran ornamen kayu kayu jati berukuran besar besar yang menghiasi jendela, pintu sampai puluhan tiang Saka Guru, menjadikan benak ini dibawa serasa ke alam tempo dulu, suasana kerajaan. Nyaman bukan?
"Sebagai orang yang tinggal tidak jauh dari Solo, di Cemani, Grogol, Sukoharjo, selain kebiasaan menjalankan ibadah shalat Jum'at di Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setiap Jumat nya, kalau pas longgar waktu dan ada urusan pekerjaan di Solo timur, saya usahakan untuk bisa mampir shalat dan istirahat di Masjid yang mempunyai sejarah sangat tinggi itu. Alhamdulillah serasa hati nyaman dan tenteram untuk berlama-lama di Masjid Agung," tutup Iskandar (60). Senin (9/9) siang saat melihat dibunyikan nya Gamelan Sekaten. #Yani.
Thanks for reading Shalat Di Masjid Agung Keraton Serasa Di Jaman Kerajaan | Tags: Budaya
« Prev Post
Next Post »