Puluhan menu tradisional merakyat ada di Wedangan Gus Plengeh serta Angkringan Tikungan yang ada di area Kampung Laweyan, Solo yang buka dari jam 06.00-17.00 sore. Tepat nya di sekitar Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis Laweyan. Foto : Yani
GUGAT news.com SOLO
Bagi peziarah yang datang dari berbagai daerah di luar Kota Solo dan hendak melakukan untuk berziarah ke makam tertua di Kota Solo sekaligus cikal bakal berdirinya Dinasti Mataram Islam, Ki Ageng Henis tidaklah perlu cemas dan khawatir untuk masalah urusan perut. Artinya, dari pagi hingga malam hari atau bahkan dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, masih ada yang jualan tentang seputar kebutuhan perut.
Di sekitar makam Ki Ageng Henis di Kampung Batik Laweyan, dari pagi hingga sore hari tak jauh dari lokasi Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, ada penjual Hidangan Istimewa Kampung (HIK), wedangan juga angkringan yang harganya sangat terjangkau sekali. Meski murah' tetapi bukannya murahan. Murah, meriah, enak, lezat dan Hallalan thayibban sekaligus lengkap dengan menu jajanan tradisional khas Jawa Tengah. Solo khususnya.
Menu murah dan bisa dipastikan lagi, cukup mengenyangkan perut sehingga tidak kurang puluhan menu tradisional disediakan di Wedangan Plengeh yang ada di sebelah timur Masjid tertua di Kota Solo juga, Masjid Laweyan (1546). Wedangan Gus Plengeh ini, bukan hanya melayani peziarah yang datang dari berbagai kota di luar kota Solo, juga melayani banyaknya tamu wisata ke Laweyan yang sudah puluhan tahun. Sehingga Wedangan Plengeh cukup populer dengan mereka para peziarah wisatawan.
Akan halnya dengan wedangan Tikungan yang ada di sebelah selatan Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis, juga hampir sama dengan Angkringan Gus Plengeh tentang menu sajian makanan tradisional. Hanya saja, ada sedikit tambahan menu, yaitu sop daging sapi. Hanya ini saja yang membedakan serta Jam operasionalnya. Sore hari begitu Wedangan Plengeh tutup, dilanjutkan dengan Angkringan Tikungan yang buka hingga dini hari. Menariknya, wedangan Tikungan ini menempati rumah bersejarah peninggalan KH Samanhudi pendiri Sarekat Dagang Islam di Solo.
Berdasarkan pemantauan GUGAT news, menu yang disediakan di Wedangan Gus Plengeh hampir sama dengan menu angkringan Tikungan. Hampir sama kesemuanya makanan jadul, jaman dahulu dan merupakan khas makanan tempo dulu, utamanya makanan Solo. Ada Nasi Kucing, alias nasi sambel cuilan bandeng, oseng kacang, soon, bakmi, mihun, sampai nasi berkat kondangan yang dibungkus dengan daun jati.
Untuk cemilan sebagai teman ngeteh atau ngopi juga jahe, wedang tape, ada puluhan makanan ringan tempo dulu. Misalkan jadah goreng, jadah bakar, tahu tempe goreng juga baceman. Singkong, ketela goreng juga rebus. Tusukan sate ayam, Berutu, telur puyuh dan masih banyak lagi yang lainnya. Mungkin masakan yang kekinian hanyalah mie instan rebus dan goreng.
Intinya, kesemuanya makanan dan minuman harganya cukup bersahabat di kantong pengunjung dari luar Kota Solo, murah sekali. Pastinya, serasa akan lebih nikmat bilamana dipakai tirakatan malam hari di seputar Makam Ki Ageng Henis, trah keturunan Majapahit, Pajang dan Dinasti Mataram Islam Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ramainya Pasareyan Ndalem Ki Ageng Henis saat hari Senin dan Kamis malam, tidak harus bersamaan hari pasaran PON, Wage, Legi, Kliwon, Pahing. #Yani.
Thanks for reading Wedangan Makam Ki Ageng Henis Laweyan Sajikan Puluhan Menu Rakyat | Tags: Ekonomi
« Prev Post
Next Post »